Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Peringati Hari Kesaktian Pancasila, personel Polda Sulsel menggelar Upacara di Lapangan Upacara Polda Sulsel, Senin (01/10/19). Upacara dipimpin langsung Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe.
Upacara yang berlangsung khidmat tersebut diikuti pejabat utama Polda Sulsel, serta personel dan aparatur sipil negara (ASN) Polda Sulsel. Bertindak sebagai pemimpin upacara AKBP Mustari personil Dit Polair Polda Sulsel.
Tema pada upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2019 yaitu “Pancasila Sebagai Dasar Penguatan Karakter Bangsa Menuju Indonesia Maju dan bahagia”. Rangkaian upacara hari kesaktian Pancasila 2019 di Polda Sulsel diisi dengan pembacaan UUD 1945 dan Ikrar Hari Kesaktian Pancasila.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada dasarnya adalah untuk memperkokoh Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa. Hari Kesaktian Pancasila perlu dijadikan media refleksi untuk merenungkan bagaimana bangsa Indonesia saat ini menerapkan nilai-nilai Pancasila yang telah dijadikan falsafah hidup dalam berbangsa dan bernegara.
Bahkan, seharusnya, dari tahun ke tahun, peringatan Hari Kesaktian Pancasila mestinya mulai digairahkan kembali, sehingga rakyat Indonesia tetap mengamalkan dan menghayati Pancasila sebagai dasar negara.
Sejarah singkat lahirnya dan rumusan Pancasila sejak tanggal 1 Maret 1945, pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia sudah mengajukan pertanyaan penting tentang dasar Negara Indonesia. Hal tersebut memicu upaya untuk merumuskan Pancasila sebagai dasar negara resmi.
Dimulai pada pidato tentang ‘lima dasar’ oleh Muhammad Yamin hingga pidato pada tanggal 1 Juni 1945 yang berisi tentang ‘Lahirnya Pancasila yang dilakukan oleh Sukarno. Pada 22 Juni 1945 Pancasila kemudian disusun sehingga menjadi Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945.
Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Sukarno dan Hatta, Piagam Jakarta disahkan sebagai Pembukaan UUD 1945. Para pendiri bangsa kala itu menghapus 7 kata sila pertama dalam piagam Jakarta yakni: ‘… dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya’. Ketujuh kata itu mengikuti kata ‘Ketuhanan’.
Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965 faktanya erat berkaitan dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S). Tragedi ini merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno dan mengubah Indonesia dari negara berdasarkan Pancasila menjadi negara komunis.
Hari Kesaktian Pancasila memiliki makna sebagai hari perkabungan nasional karena adanya tragedi penculikan dan pembunuhan tersebut. Tak hanya itu pasca tragedi itu, terjadi pembersihan semua unsur pemerintahan dari pengaruh PKI mulai dari angota organisasi hingga simpatisan.
Pada akhir 1965, diperkirakan sekitar 500 ribu hingga 1 juta anggota atau pendukung PKI diduga menjadi korban pembunuhan.