Jumat, Maret 14, 2025

Turut Berduka Cita, Kapolres Sidrap Melayat Kerumah Purnawirawan Polri di Perinyameng

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sebagai wujud kepedulian dan turut merasakan duka yang mendalam, Kapolres Sidrap AKBP Budi Wahyono melayat kerumah duka  Almarhum Purnawiran Marwah Palapo yang meninggal dunia pada hari Selasa (30/07/19) dirumah duka di Lingkungan II Perinyameng, Kel. Buala, Kec. Tellu Limpoe, Kab. Sidrap.

Almarhum menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit pada hari senin kemarin, karena penyakit yang dideritanya.

Kedatangan Kapolres pun disambut langsung oleh pihak Keluarga Almarhum, dan dalam kesempatan itu, orang nomor satu di jajaran Polres Sidrap ini juga menyempatkan diri duduk di samping jenazah Almarhum seraya mengirimkan doa.

Tak hanya itu, Kapolres juga memberikan motivasi dan semangat kepada keluarga yang ditinggalkan. “Kami mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga amal ibadah Almarhum diterima di sisi Tuhan YME, dan kepada keluarga yang ditinggalkan agar senantiasa diberi ketabahan dan keikhlasan dalam menerima cobaan,” tuturnya.

Kepedulian Kapolres Sidrap yang hadir melayat dirumah duka merupakan bentuk penghormatan Kapolres terhadap jenazah maupun keluarga jenazah, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

“Hak seorang Muslim terhadap sesama Muslim ada enam, yaitu: (1) jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, (2) jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, (3) jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, (4) jika ia bersin dan mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka doakanlah ia, (5) jika ia sakit maka jenguklah dan (6) jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya”.(HR. Muslim).

Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)

Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).

Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).

Related Posts

1 of 4,403
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih