Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Resmob Polsek Mariso berhasil meringkus pelaku penganiayaan berat (Anirat) yang terjadi di Jalan Baji Dakka pada Kamis (23/05/19) sekitar pukul 23.30 Wita. Pelaku berinsial TR alias Sandi (36) seorang buruh bangunan sedangkan korban adalah FA (36) keduanya merupakan warga Jalan Baji Dakka Kecamatan Mariso Kota Makassar.
Kasubbag Humas Polrestabes Makassar AKP Alex Dareda mengatakan pelaku TR melakukan penganiayaan dengan menggunakan senjata tajam jenis badik. “Belum jelas motif pelaku melakukan penganiayaan penyidik masih melakukan pemeriksaan secara mendalam terhadap pelaku sedangkan korban masih menjalani perawatan di Rumah Sakit,” ungkapnya.
Berawal korban dan pelaku bertemu di Jalan Baji Dakka 3 Kecamatan Mariso Kota Makassar tiba – tiba pelaku langsung memanggil korban dan langsung melakukan pemukulan dengan cara meninju korban dengan menggunakan tangan yang mengenai uluh hati korban
Lanjut Kasubbag Humas, tidak puas dengan tangan pelaku lalu mengambil senjata tajam jenis badik kemudian menikam korban yang sehingga korban mengalami luka robek pada tangan dan lengan kiri serta luka lecet pada kedua kakinya.
Penganiayaan pada akhir-akhir ini sering terjadi dimana-mana, bahkan beritannya sering muncul di stasiun-stasiun TV, penganiayaan dilakukan karena berbagai masalah, kadang-kadang penganiaayan terjadi hanya karena masalah sepeleh saja misalnya akibat tersinggung, salah paham, dendam, dan masih banyak lagi.
Banyak faktor yang menyebabkan orang tega melakukan penganiayaan, diantaranya :
1.Hasad dengki berlaku disebabkan perasaan tidak senang hati satu pihak disebabkan kelebihan yang ada pada pihak lain yang tidak ada padanya.
2.Tamak berlaku disebabkan sikap tidak mau kelebihan yang ada pada dirinya dimiliki juga orang lain. Ini juga disebabkan sikap tidak mahu sesuatu peluang didahului oleh orang lain.
3.Tidak berupaya melawan nafsu. berlaku disebabkan emosi atau nafsu yang memuncak sehingga dirinya dikuasai oleh nafsu.
4.Dendam atau cemburu berlebihan. berlaku disebabkan seseorang itu merasakan bahwa dia tidak atau kurang diberi perhatian atau merasakan orang lain mendapat layanan yang lebih daripadanya.
Dalam Islam kita dilarang menganiaya atau menzalimi orang sebab kezaliman akan menjadi kegelapan di akhirat kelak, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Takutlah kalian berbuat zalim, karena kezaliman itu menjadi kegelapan demi kegelapan di hari kiamat” (HR. Muslim).
Kezaliman juga adalah kebangkrutan di akhirat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah pertanya kepada para sahabat, “Tahukan kalian siapa itu orang yang bangkrut?”, Mereka menjawab:
“Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak lagi memiliki uang dan barang”.
Beliau lalu menerangkan:
“Sesungguhnya orang yang bangkrut diantara umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amal shalat, puasa dan zakat. Disamping itu, ia juga membawa dosa mencaci maki, menuduh, mengambil harta orang lain, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Maka tiap-tiap orang yang dizaliminya dibayar dengan amal baiknya. Kalau habis amal baiknya, sedangkan tanggungannya belum terbayar, maka diambil sebagian dari dosa-dos mereka lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam api neraka” (Hr. Muslim)