Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Selain intensif melakukan kegiatan patroli rutin di wilayah hukum Polsek Curio, Brigpol Hardianto yang menjabat sebagai Kanit Sabhara Polsek Curio Polres Enrekang ini juga sangat senang membantu warganya seperti membantu menanam bibit jagung salah satu warga di Dusun Karuru Desa Buntu Pema Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang, Jumat (14/02/2020).
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kembali silaturahim yang sudah terjalin dengan baik dan membantu perekonomian warga dengan membantunya menenam bibit jagung serta lebih membangun komunikasi yang baik lagi.
Brigpol Hardianto menuturkan bahwa” Kegiatan ini semata mata untuk lebih menjalin silaturahim dengan warga yang sudah lama tidak saya kunjungi. Disamping saya mengunjungi warga yang sudah menjadi partner dalam menjaga kamtibmas, saya juga membantunya untuk menanam bibit jagung di kebunnya kebetulan pada saat saya mengunjunginya”, tutur Kanit Sabhara Polsek Curio Polres Enrekang.
Saleh atau panggilan akrabnya Bapak Fira mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan dan bantuan yang dilakukan oleh Brigpol Hardianto tersebut. Beliau mengatakan bahwa mudah mudahan dengan keakraban dan silaturahim yang terjalin tetap akan terjaga dengan baik.
Iptu Hasruddin selaku Kapolsek Curio Polres Enrekang sangat mengapresiasi apa yang dilakukan personilnya itu dan akan terus meningkatkan kegiatan sambang kunjung sebagai sistem utama dalam menciptakan kamtibmas yang ada di wilayah Kecamatan Curio.
Semangat Brigpol Hardianto yang ikut membantu warga menanam bibit jagung merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.
Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas.
Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warga negara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.