Monday, February 17, 2025

Begini Wujud Kepedulian Bhabinkamtibmas, Melayat Kerumah Warganya Hingga Usung Jenazah ke Pemakaman

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Keberadaan anggota Bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (Bhabinkamtibmas) merupakan garda terdepan Polisi dalam mencegah terjadinya gangguan Kamtibmas yang bertugas di Desa atau Kelurahan dengan cara bermitra dengan masyarakat.

Selain itu, Personil Polri yang yang diberi tugas oleh pimpinan sebagai anggota Bhabinkamtibmas dituntut untuk selalu hadir ditengah – tengah masyarakat sebagai pengayom dan pelayan masyarakat, membantu warga yang membutuhkan seperti halnya yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Mare Polres Bone Brigpol Surya Sukma.

Brigpol Surya Sukma atau yang biasa di panggil Uya ini datang melayat di rumah duka Almarhum Syakue (65) di Dusun Waru Desa Batugading Kecamatan Mare Kabupaten Bone, Senin (22/4/19).

Uya membantu proses pemakaman bahkan membantu warga mengusung jenazah menuju ke tempat pemakaman.

“Sebagai Bhabinkamtibmas harus selalu siap hadir ditengah-tengah masyarakat untuk memberikan bantuan, itu merupakan wujud kepedulian kami sebagai anggota Polri terhadap masyarakat,” ungkap Uya.

Selain menjalin hubungan erat antar aparat Kepolisian dengan warga, kepedulian yang diperlihatkan Brigpol Surya Sukma juga makin memperkokoh keberadaan Bhabinkamtibmas sebagai bagian dari masyarakat.

Untuk membangun dampak positif pada tubuh Polri dibutuhkan kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.

Dikehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.

Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas. Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi.

Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.

Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.

Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warganegara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.

Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.

Related Posts

1 of 1,455
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih