Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Resmob Polsek Biringkanaya mengamankan tiga pelaku pencurian dengan kekerasan (curas) atau biasa dikenal dengan begal di Jalan Pajjaiyang, Rabu (17/10/18) sekitar pukul 11.30 wita.
Resmob Polsek Biringkanaya dipimpin Panit II Reskrim Ipda Abidin bersama Tim Khusus Polda Sulsel berhasil mengamankan tiga pelaku pencurian dengan kekerasan (curas) di Jalan Pajjaiyang, ketiga pelaku tersebut berinisial MA (20), HE (20), AR (21) ketiganya merupakan warga Jalan Paccerakkang dan AL (DPO).
Panit II Reskrim Polsek Biringkanaya Ipda Abidin melalui Kasubbag Humas Polrestabes Makassar Akp Diaritz Felle S.Ik menjelaskan ketiga pelaku melakukan aksinya dengan cara menghadang korban dengan menggunakan parang pada hari Senin (08/10/18) sekitar pukul 04.00 wita, dan ketiga pelaku diamankan di tempat yang berbeda.
MA diamankan di Jalan Ujung Batu Kabupaten Jeneponto, sedangkan HE dan Lelaki AR diamankan di Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya.
Dari hasil introgasi ketiga pelaku mengakui telah melakukan pencurian dengan kekerasan (curas) bersama AL (DPO), selanjutnya pada saat Resmob Polsek Biringkanaya meminta kepada ketiga pelaku untuk menunjukkan tempat AL namun MA dan HE berusaha melarikan diri sehingga petugas memberikan tembakan peringatan ke udara sebanyak 3 kali namun tidak diindahkan petugas mengambil tindakan memberikan tembakan kearah kaki kedua pelaku.
Dari tangan pelaku berhasil diamankan barang bukti berupa 1 (unit) Sepeda Motor merk Honda, 1 (satu) Buah Parang Panjang, 1 (satu) Buah Handphone merk Xiomi. Saat ini ketiga pelaku dan barang bukti diamankan di Polsek Biringkanaya guna penyelidikan lebih lanjut.
Pengamat Sosial khusus masalah kemiskinan dari Universitas Indonesia, Priadi Permadi mengatakan, fenomena pelaku aksi begal yang terjadi pada sejumlah kota besar di Indonesia merupakan bentuk kejahatan kriminal yang sejajar dengan masalah ekonomi. Kesenjangan sosial dan kesulitan hidup yang terjadi menjadi salah satu faktor pemicu kejahatan pelaku pembegalan di jalanan.
Pemicu lainnya kemudian ditambah dengan tidak adanya pemerataan lapangan kerja membuat masyarakat terutama pemuda dengan pendidikan rendah semakin sulit untuk mencari penghasilan. Untuk itu, masalah inilah yang utamanya perlu diatasi.
Tak hanya itu, menurut Priadi, faktor kriminal itu juga didorong dengan adanya iklan maupun film di televisi yang menunjukkan hidup bergelimangan harta. Akibatnya, orang pun akan menggunakan segala cara agar bisa menjadi seperti itu.
Selain itu, faktor penegakan hukum pun tak luput dari perannya dalam meningkatkan jumlah kriminalitas. Dengan jumlah aparat kepolisian yang kurang, ditambah faktor ekonomi para penegak hukum tersebut, menjadi faktor lainnya kriminalitas seperti pembegalan meningkat.
“Seharusnya penegak hukum pun memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku kriminal tersebut. Jangan sampai kasus anak jalanan yang kemudian ditangkap dan bebas setelah ditebus menjadi salah satu faktor membuat anak jalanan tersebut berani melakukan kriminalitas lebih tinggi,” ucapnya.
Solusi yang dapat dilakukan untuk menghindarkan anak-anak dalam masalah seperti ini terutama orang tua dan pemerintah. Para orangtua seharusnya bersikap ekstra hati-hati dan memantau secara rutin setiap tahap perkembangan anaknya. Lalu pemerintah harus bekerja lebih maksimal lagi dalam mensejahterakan rakyatnya.
Misalnya, meringankan biaya pendidikan agar anak-anak memiliki ilmu dan skill yang bisa digunakan untuk meringankan beban orang tua mereka. Lalu memberikan dana/uang jatah bulanan kepada warga miskin. Membatasi jumlah penduduk tiap tiap pulau, sehingga tidak ada pertumbuhan yang terlalu tinggi di salah satu pulau/ pemindahan orang–orang ke pulau lain.
Penulis : Marwan