Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Personil Polsek Tinggimoncong Polres Gowa bergerak cepat mendatangi pohon tumbang yang menutupi Jalan Sultan Hasanuddin, Kelurahan Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa Kamis (1/4/2021).
Akibat angin kencang yang terjadi di wilayah Tinggimoncong mengakibat salah satu pohon di Jalan Sultan Hasanuddin tumbang dan menutupi badan jalan sehingga tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
Pohon tumbang terjadi sekitar pukul 11.20 Wita dari informasi masyarakat yang kebetulan melintas dan langsung melaporkan kejadian tersebut di polsek Tinggimoncong.
Kapolsek Tinggimoncong Polres Gowa IPTU Hasan Fadhlyh SH memimpin langsung saat mendatangi Pohon tumbang sambil melakukan koordinasi kepada pemerintah setempah untuk mengevakuasi pohon tersebut.
Beruntung saat kejadian pohon tumbang tidak ada korban jiwa dan hanya menutupi jalan protokol sultan Hasanuddin serta arus lalu lintas di alihkan ke jalan endang.
“Mendapati informasi dari warga adanya pohon tumbang pihak kepolisian langsung bertindak cepat menuju TKP untuk melihat langsung situasi dan kondisinya,” kata Iptu Hasan.
Tetap melaksanakan koordinasi untuk Mengevakuasi pohon tumbang yang menutupi jalan agar seluruh masyarakat dapat melalui kembali jalur tersebut mengingat jalur tersebut sebagai jalan protokol kecamatan Tinggimoncong.
Aksi personil Polsek Tinggimoncong yang bergerak cepat melakukan evakuasi pohon tumbang merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.
Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas.
Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warga negara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.