Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Masjid merupakan tempat ibadah dan tempat suci, dimana kebersihannya harus dijaga agar setiap yang melaksanakan ibadah akan merasa nyaman dan khusyu. Seperti halnya yang dilakukan personil Polres Pangkep usai melaksanakan Apel pagi, Selasa (11/06/19) seluruh personil dipimpin Wakapolres Kompol Syukri Abham diarahkan menuju Masjid Al- IKhlas Polres Pangkep untuk melakukan pembersihan.
Setelah bulan suci Ramadhan ini area pekarangan Mesjid Al-Ikhlas terdapat banyak sampah, jadi sesuai arahan kapolres hari ini dilakukan pembersihan, mengingat letak masjid ini berada dipinggir jalan poros jadi banyak masyarakat yang singgah untuk melaksanakan Shalat begitu pun masyarakat sekitar masjid. “Dengan demikian, kebersihan dan keasrian masjid jelas mendukung kekhusyukan kaum Muslimin dalam beribadah,” kata Wakapolres saat melakukan kurvey.
Ditempat terpisah Kapolres Pangkep AKBP Tulus Sinaga menyampaikan bahwa ini merupakan wujud kepedulian kami sebagai anggota Polri terhadap tempat tempat ibadah, khusunya menjaga kebesihanya, “Semoga apa yang dilakukan personil dengan membersikan masjid dapat memberikan manfaat bagi segenap masyarakat dan dapat melaksanakan ibadanya dengan nyaman dan khusyu dimasjid,” ungkapnya.
Dilansir dari muslim.or.id, segala pekerjaan membersihkan masjid, seperti mengepel, mencabut rerumputan liar dihalaman masjid dan yang sejenisnya, semua itu termasuk amalan yang agung, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid, dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar” (HR. Muslim)
Jadi kegiatan membersihkan masjid adalah kegiatan yang besar sebab dia membersihkan tempat yang paling dicintai oleh Allah. Alangkah indahnya bila orang-orang yang memiliki kedudukan di masyarakat, untuk sesekali menyapu rumah Allah.
Selain supaya masyarakat menjadi sadar akan wibawa masjid, sehingga mereka menjadi lebih sadar akan kehormatan masjid, juga untuk membuatnya menjadi lebih dekat dengan masyarakat dan mengikisifat-sifat angkuh dalam diri.
Bukti lain, yang menunjukkan bahwa amalan ini adalah amalan yang mulia, sebuah hadis yang menceritakan tentang seorang perempuan berkulit hitam, yang biasa menyapu masjid di masa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkisah tentang seorang wanita yang biasa membersihkan masjid (di masa Nabi). Nabi shallallahu’alaihiwasallam menanyakan tentang kabar wanita itu, para sahabat menjawab, “Ia telah meninggal.”
“Mengapa kalian tidak mengabariku?” Tanya nabi shallallahu’alaihiwasallam kepada sahabatnya. Para sahabat mengira, bahwa pekerjaannya tersebut tidak terlalu terpandang.
“Tunjukkan aku makamnya” Pinta Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
Merekapun menunjukkan makam wanita tersebut, kemudian beliau mensholatkannya” (Muttafaqun ‘ alaihi).
Setelah menukil hadis ini, Syaikh Abdullah bin Sholih Al-Fauzan dalam bukunya al-Fawaid al-Majmu’ah menjelaskan,
“Hadis ini dalil akan utamanya pekerjaan membersihkan masjid. Karena shalatnya Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam, atas kuburan orang yang menyapu masjid tersebut, bukti bahwa perbuatan ini adalah amalan yang luhur.” (al-Fawaid al-Majmu’ah fi Syarhi Fushulil Adab wa Makaarimil Akhlaq Al-Masyruu’ah, hal. 247).