Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Wujud salah satu pelayanan dan kepedulian Bhabinkamtibmas terhadap masyarakat, Bhabinkamtibmas Polsek Enrekang Brigpol Armin Arif bersama sama dengan TNI dan Masyarakat di Desa Binaanya melaksanakan kerja bakti terkait dengan pelaksanaan pra TMMD di Dusun Lembang, Desa Tungka, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Jumat (15/02/19).
Bertempat di Dusun Lembang, Desa Tungka Bhabinkamtibmas bersama Aparat TNI dan masyarakat kurang lebih 30 orang melaksanakan kerja bakti berupa pembuatan jalan beton disepanjang jalan Dusun Lembang, Desa Tungka, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang. Adapun pengerjaan tersebut dilakukan secara gotong royong dalam rangka TMMD.
Ditempat terpisah pada saat dikonfirmasi Kapolsek Enrekang AKP Antonius Tutleta S.Pd menjelaskan, dalam rangka pelaksanaan TMMD di Desa Tungka, Bhabinkamtibmas wajib selalu bersinergi dan berkoordinasi dengan aparat TNI serta masyarakat untuk melaksanakan kerja bakti gotong royong secara bersama sama, “Dengan tujuan untuk mensukseskan pelaksanaan dari TMMD yang dilaksanakan didesa binaan,” ucap Kapolsek. (Humas Polres Enrekang)
Apa yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Enrekang Brigpol Armin Arif untuk membantu warga yang membantu warga membuat jalan beton merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.
Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas. Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warganegara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.
Penulis : Sumarwan