Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Resmob Polsek Panakukkang yang dipimpin Panit reskrim Ipda Roberth Hariyanto Siga berhasil membongkar praktek perdagangan manusia (Trafficking) di sebuah wisma Benhil Kota Makassar, Kamis (04/10/18).
Panit reskrim Ipda Roberth Hariyanto melalui Kasubbag Humas AKP Diaritz Felle, SIK membenarkan pengungkapan kasus tersebut, berawal saat petugas menyamar sebagai pelanggan serta berkomunikasi dengan mucikari Lelaki BA (21) via Sosial media “Facebook” dengan Grup FB “Anu Enak Sayang”.
“Komunikasi tersebut berlanjut lewat WA (Whatsapp) dan terjadi tawar menawar harga sebesar Rp. 500.000 sampai Rp. 800.000 untuk sekali main dengan anak dibawah umur ,”Ungkapnya.
Mucikari tersebut lalu mengirim foto wanita yang masih di bawah umur korban Trafficking perempuan SY alias Icca (16) sehingga terjadi kesepakatan harga sebesar Rp. 500.000 di Wisma Benhil.
Petugas pun bergerak menuju tempat yang dimaksud dan berhasil mengamankan perempuan SY alias Icca yang berada di Wisma Benhil lantai 2 kamar B06 selanjutnya Anggota Resmob panakukkang mencoba memancing Mucikari lelaki BA untuk datang dengan alasan memberikan upah dari jasanya dan berhasil mengamankan pelaku lelaki BA
Lanjut Kasubbag Humas, dari pengakuan seorang mucikari lelaki BA mengakui dan membenarkan bahwa telah menawarkan korban perempuan SY alias Icca melalui media sosial Facebook dengan Grup “Anu enak sayang” ke semua orang yang tergabung dalam grup tersebut untuk melakukan prostitusi dengan anak di bawah umur selanjutnya melanjutkan komunikasi dengan pelanggan Via Whatsapp dan terjadi tawar menawar harga mulai Rp. 500.000 sampai dengan Rp. 800.000.
Lelaki BA mengakui sudah menjalankan prostitusi online ini selama 6 bulan terakhir, pelaku juga mengaku masih ada seorang perempuan yang biasa di tawarkan ke pelanggan selain perempuan SY alias Icca yakni perempuan inisial IH (masih dalam penyelidikan).
“Sedangkan dari pengakuan korban perempuan SY alias Icca mengakui telah mendapatkan tamu dari lelaki BA kurang lebih sebanyak 5 tamu dan menjanjikan upah atas jasanya sesuai permintaan pelaku BA yaitu ingin menikmati tubuhnya secara gratis,” Jelasnya.
Dari tangan lelaki BA dan korban perempuan SY alias Icca diamankan barang bukti 1unit handphone Advan warna Hitam, 1 unit Handphone J2 Prime warna hitam dan 1 buah alat kontrasepsi (Kondom) merk sutra.
Selanjutnya keduanya di bawah ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak ( PPA) Satuan Reskrim Polrestabes Makassar guna penyidikan lebih lanjut. (Humas Polrestabes Makassar)
Dilansir dari sindonews.com, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Susanto mengungkapkan ada enam penyebab mengapa saat ini prostitusi marak. Baik prostitusi kalangan bawah, atas, artis, dengan modus atau alat yaitu media sosial.
Pertama, karena faktor eksploitasi oleh mucikari. Tak sedikit perempuan bahkan perempuan usia anak dijebak, ditipu daya, dirayu tanpa sadar ternyata dipekerjakan sebagai PSK. Kondisi ini tentu harus diselamatkan. Karena dia menjadi korban.
Faktor berikutnya sang penjaja seks untuk terdesak kebutuhan ekonomi yang membuat mereka berpikir secara instan. Dan ini sangat disayangkan oleh KPAI.
Ketiga, faktor keterpaksaan karena dipaksa, diperbudak oleh seseorang atau kelompok. Dia (PSK) tak berdaya untuk melawan. Dan Pemerintah harus menyelamatkan agar mereka tidak lagi terjerumus sebagai PSK.
Faktor pengaruh lingkungan atau teman sebaya juga tak sedikit membuat seseorang terjerumus prostitusi. Faktor berikutnya yaitu pengaruh gaya hidup. Gaya hidup hedonis yang menafikan nilai agama, asas kepatutan dan kesusilaan haruslah dihindari.
Keenam adalah faktor frustasi. Ada pula orang memutuskan masuk lingkaran prostitusi karena sebagai pelarian atas masalah yang dialami. Lebih dari semua itu, dampak prostitusi adalah negatif untuk anak dan generasi dan tidak menutup kemungkinan dapat ditiru oleh anak.
Penulis : Qadri