Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Tim Resmob Polres Palopo menangkap seorang pencuri di Masjid Agung Luwu Palopo, Rabu (21/4/21). Pelaku, Alek Gandi (33), diamankan usia curi handphone milik seorang jamaah.
Dari identitasnya, pelaku beralamatkan di Dusun Cigintung Kecamatan Malausme, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Pelaku ditangkap di sebuah wisma di Kelurahan Amasangan, Kecamatan Wara Kota Palopo. Pelaku diamankan atas laporan dari korban bernama Lukman Baso.
“Kejadiannya pada 4 April lalu di Masjid Agung,” kata Kasubag Humas Polres Palopo AKP Edi Sulistyono, Rabu (21/4/21).
Edi menjelaskan kronologi kejadian saat korban hendak mengambil air wudhu.
“Setelah itu ada salah satu laki-laki meminta jaringan (hotspot) sehingga korban memberikan,” katanya.
Setelah itu korban mengambil air wudhu dan menyimpan HP OPPO A53 warna Biru muda di samping pelaku.
Setelah selesai mengambil air wudhu korban mendapati pelaku sudah menghilang dan hp milik korban sudah raib
Atas kejadian itu korban langsung melapor ke kantor polisi. Dari penangkapan tersebut, polisi mengamankan barang bukti satu unit handphone merk VIVO V9 hp OPPO A53.
“Usai diamankan, pelaku mengakui perbuatannya dengan melakukan aksi di berbagai TKP yang berada di sekitar Masjid Agung Palopo,” sebut Edy.
Pelaku kini berada di Mapolres Palopo untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut.
Selain Lukman Baso, salah satu warga bernama Grece Manginte juga menjadi korban dari pelaku. Ia melaporkan kejadian dialamimya pada 14 Maret 2021 lalu.
Kasus diatas kembali menambah daftar pencurian di Palopo, sebenarnya faktor apa yang menyebabkan tindakan kriminalitas seperti pencurian, perampokan, pencopetan, jambret dan lainnya, dari aspek sosial-psikologi adalah faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen adalah dorongan yang terjadi dari dirinya sendiri.
Jika seorang tidak bijaksana dalan menanggapi masalah yang barang kali menyudutkan dirinya, maka kriminalitas itu bisa saja terjadi sebagai pelampiasan untuk menunjukan bahwa dialah yang benar.
Sementara faktor eksogen adalah faktor yang tercipta dari luar dirinya, faktor inilah yang bisa dikatakan cukup kompleks dan bervariasi. Kesenjangan sosial, kesenjang ekonomi, ketidak-adilan dan sebagainya, merupakan contoh penyebab terjadinya tindak kriminal yang berasal dari luar dirinya.
Pengaruh sosial dari luar dirinya itu misalnya, ajakan teman, tekanan atau ancaman pihak lain, minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang yang membuat ia tidak sadar. Hawa nafsu yang sangat hebat dan kuat, sehingga dapat menguasai segala fungsi hidup kejiwaan. Sebab pengaruh ekonomi misalnya karena keadaan yang serba kekurangan dalam kebutuhan hidup, seperti halnya kemiskinan akan memaksa seseorang untuk berbuat jahat.
Kemiskinan merupakan penyebab dari revolusi dan kriminalitas. Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok. Selain itu, faktor seseorang mencuri karena adanya kesempatan untuk menjadi pencuri.
Faktor lain sehingga seseorang mencuri, mencopet atau melakukan tindak kriminalitas adalah kehendak ingin bebas, keputusan yang hedonistik, dan kegagalan dalam melakukan kontrak sosial. Termasuk juga atavistic trait atau sifat-sifat anti-sosial bawaan sebagai penyebab perilaku kriminal. Faktor lainnya adalah hukuman yang diberikan pada pelaku tidak proporsional atau tidak memberikan efek jera.
Kriminalitas tidak bisa dihilangkan dari muka bumi ini. Adapun yang bisa dilakukan hanya mengurangi terjadinya aksi kriminal, melalui tindakan-tindakan pencegahan. Membatasi kesempatan seseorang bisa mencegah terjadinya tindakan kriminal untuk mencuri.