Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Menerima kabar berita bahwa ibunda dari salah satu anggotanya meninggal dunia, pada Rabu (03/07) sekitar pukul 10.00 wita, Wakapolres Gowa Kompol Muh. Fajri Mustafa bersama para pejabat utama dengan sigap melayat ke rumah duka, di Jl. Mustafa Dg Bunga Kel. Romang Polong Kec. Somba Opu Kab. Gowa.
Almarhumah Ibunda dari Bripka Yusran Jafar, personil Satreskrim Polres Gowa ini diketahui menghembuskan nafas terakhirnya di usia ke-60 tahun karena penyakit jantung yang dideritanya.
Kedatangan Wakapolres bersama para pejabat utama ini pun disambut langsung oleh Bripka Yusran Jafar beserta keluarganya dengan suasana penuh duka. Diakui Wakapolres, melayat ke rumah anggota yang mengalami kedukaan bukanlah hal pertama yang dilakukan, melainkan sudah menjadi kebiasaan yang juga sudah sering diterapkan oleh Kapolres Gowa Akbp Shinto Silitonga.
“Kedatangan kami ini sebagai wujud ungkapan belasungkawa dan empati kepada anggotanya beserta pihak keluarga yang mengalami kedukaan, sekaligus untuk memberi motivasi dan dukungan kepada keluarga agar tetap sabar dan tabah,” kata Kompol Muh. Fajri Mustafa.
Nampak Wakapolres bersama para pejabat utama pun duduk disamping jenazah Almarhumah, seraya mengirimkan doa dan memberikan support kepada keluarga Almarhumah.
Wakapolres pun tak luput menyampaikan ucapat turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kepergian Almarhumah. “Semoga Bapak sekeluarga diberikan ketabahan dan kesabaran untuk menerimanya,” kata Kompol Muh. Fajri Mustafa.
Dari peristiwa tersebut kembali kita memetik pelajaran berharga bahwa kematian itu tak bisa dihindari, tidak mungkin ada yang bisa lari darinya. Namun seribu sayang, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.
Seperti perkataan Umar bin Abdul Aziz, “Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.” (Tafsir Al Qurthubi)
Ingatlah, tak mungkin seorang pun lari dari kematian,
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumuah: 8).
Harus diyakini kematian tak bisa dihindari,
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Semua pun tahu tidak ada manusia yang kekal abadi,
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad).” (QS. Al Anbiya: 34).
Yang pasti Allah yang kekal abadi,
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rahman: 26-27).
Lalu setiap jiwa pasti akan merasakan kematian,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.” (Tafsir Al Quran Al Azhim, 3: 163).
Jadilah mukmin yang cerdas,
Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).