Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Polres Enrekang kembali menggalakkan program Enrekang Police Care (EPC). Kali ini, Polres Enrekang melaksanakan EPC di Kelurahan Lewaja, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Selasa (23/07/19). Bakti Sosial EPC ini ditujukan kepada korban kebakaran yang terjadi pada hari Senin 22 Juli 2019.
Kapolres Enrekng AKBP Ibrahim Aji menyerahkan langsung bantuan yang berupa sembako dan uang tunai kepada korban kebakaran. Ia juga, mengaku turut perihatin atas kejadian yang menimpa nenek sawiyah, nenek kunca dan pak saharullah yang terkena musibah kebakaran.
“Bantuan ini merupakan sumbangan sukarela Personil Polres Enrekang dimana setiap bulannya mereka sisihkan seiklasnya dari gajinya untuk membantu warga yang kurang mampu maupun yang terkena musibah,” tambahnya
Sementara korban kebakaran mengaku sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan. “Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Kapolres bersama Pengurus Enrekang Police Care (EPC) yang telah memberikan bantuan kepada kami,” ujarnya.
Selain menjalin hubungan erat antar aparat Kepolisian dengan warga, kepedulian yang diperlihatkan Kapolres Enrekang kepada korban kebakaran juga makin memperkokoh keberadaan Polisi sebagai bagian dari masyarakat.
Untuk membangun dampak positif pada tubuh Polri dibutuhkan kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dikehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas. Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi.
Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warganegara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.