Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Guna mengantisipasi terjadinya laka lantas dan tindak pidana, Personil Polsek Minasatene Polres Pangkep yang dipimpin oleh Kapolsek Minasatene Iptu Abd.Halim Lau,SH, melaksanakan patroli blue light di perkampungan serta disepanjang Jalan Poros Makassar – Parepare, Soreang – Kalibone kel. Bontolangkasa Kec. Minasatene Kab.Pangkep, Jumat (20/9/19) malam.
Tak hanya itu, Sebelum pelaksanaan patroli Kapolsek Minasatene bersama anggota polsek Minasatene menyempatkan untuk melayat ke Rumah duka Alm. Drs.H.Nazaruddin (Kadis Damkar pemda pangkep) yang telah meninggal dunia karena sakit, jenazah almarhum disemayamkan di jl.kh.muh.yusuf kp. Ujung loe kel.minasatene kec. Minasatene kab.pangkep.
“Kami sempatkan waktu untuk singgah melayat dan mengucapkan turut berduka cita kepada keluarga Almarhum, semoga Almarhum dapat diterima disisi Allah SWT, dan Keluarga yang ditinggalkan dapat diberi ketabahan,” ucap Kapolsek.
Pelaksanaan patroli blue light juga dilakukan guna menekan angka Laka Lantas di wilkum Polres Pangkep dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengendara yang melintas di Wilayah Hukum Polres Pangkep
Tujuan patroli jalan poros makassar parepare dilaksanakan untuk mencegah kendaraan R6 yang parkir dibadan jalan yang dapat mengakibatkan laka lantas pada malam hari serta untuk mencegah ganguan kamtibmas.
Patroli ini dilaksanakan untuk mengantisipasi dan mencegah adanya pelaku tindak kejahatan seperti Curat,Curas maupun Curanmor serta laka lantas yang ada diwilayah hukum Polsek Minasatene.
Kepedulian Kapolsek Minasatene yang hadir melayat dirumah duka merupakan bentuk penghormatan terhadap jenazah maupun keluarga jenazah, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang Muslim terhadap sesama Muslim ada enam, yaitu: (1) jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, (2) jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, (3) jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, (4) jika ia bersin dan mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka doakanlah ia, (5) jika ia sakit maka jenguklah dan (6) jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya”.(HR. Muslim).
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).