Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Pelaku penganiayaan menggunakan sajam melukai korbannya ditangkap Polsek Tamalanrea. Tim Opsnal Polsek Tamalanrea menangkap AD (45) BTN Hamzi, pelaku melakukan aksinya di BTN Hamzi Kelurahan Tamalanrea Indah, Senin (4/2/19).
Pelaku diamankan berawal saat Tim Opsnal sedang melakukan pengembangan kasus 3C, kemudin mendapat informasi adanya korban pemarangan sementara dirawat di RS Wahidin.
Mengetahui informasi tersebut, Tim Opsnal yang dipimpin Panit II Reskrim Ipda Salim Bachta pun bergerak menuju RS Wahidin. Setelah mengetahui ciri pelaku, Tim selanjutnya bergerak dan berhasil mengamankan AD. “Pelaku diamankan di rumahnya,” ucap AKP Alex.
Lanjut Kasubbag Humas Polrestabes Makassar menerangkan, penganiayaan terjadi akibat ketersinggungan lantaran perkataan korban yang menyinggung pelaku serta korban menyiram motor pelaku dengan air comberan.
Pelaku dalam keadaan emosi mengambil parang dan langsung mengayungkan parang ke arah korban yang mengenai tangan kiri. Saat ini AD bersama barang bukti berupa parang panjang diamankan di Polsek Tamalanrea untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
Dilansir dari Kompasiana.com, penyebab kekerasan atau agresifitas yang terjadi di masyarakat antara lain :
1.Sosial; frustasi, terhambatnya atau tercegahnya upaya untuk mencapai tujuan.
2.Situasi ; ketidaknyaman keadaan di masyarakat, seperti daerah yang kumuh, panas, gersang dan serba kekurangan serta keadaan dimana pemerintah kurang memberikan respon yang baik terhadap aspirasi rakyat. Terjadinya kekerasan, menurut Prof Franz Magnis Suseno adalah akibat pengaruh globalisasi dan modernisasi serta akumulasi kebencian dalam diri masyarakat, karena pemerintah yang dianggap aparatur penegak damai mengalami disfungsi.
3.Rendahnya kesadaran diri dan kesadaran kolektif serta dehumanisasi (tidak memanusiakan manusia) dalam setiap diri masyarakat serta pemerintah sendiri.
4.Sumber daya ; manusia dimanapun ia berada memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, jika sumber daya yang ada memadai, maka ia akan merasa tercukupi, namun jika tidak maka ia akan mencari dan mengambilnya dengan paksa, sehingga terjadilah kekerasan tersebut.
5.Media massa ; dalan hal ini televisi, radio ataupun koran. Penelitian menunjukkan bahwa tayangan kekerasan yang terjadi di masyarakat (anak-anak dsb) khususnya melalui televisi memberikan inspirasi/contoh yang tidak baik bagi masyarakat lainnya.
6.Kebudayaan ; adanya tindak kekerasan yang kerap terjadi menjadi tak lagi aneh dan telah familiar di telinga dan kehidupan, sehingga jika terjadi maka telah dianggap biasa sebab telah membudaya.
7.Kekerasan individu dan kelompok yang terjadi di masyarakat merupakan imbas dari ekspresi kultural yang tersumbat.
Penulis : Harmeno