Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada masyarakat binaannya Bhabinkamtibmas Desa Puncak Brigpol Andi Supriadi melaksanakan gotong royong membuat tanggul saluran air di Desa Puncak, Kec. Sinjai Selatan, Kab. Sinjai, Selasa (02/04/19).
Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan arahan Kapolres Sinjai Akbp Sebpril Sesa, S.Ik dengan maksud untuk menjabarkan tugas Kepolisian sebagai pelindung, pengayom dan pelayan Masyarakat, dalam bersosialisaai dengan masyarakat.
Bhabinkamtibmas mengambil momentum untuk menghimbau warga bahwa sebentar lagi kita semua akan menghadapi pesta Demokrasi Pileg / 2019 pada tanggal 17 April 2019 agar wilayah kec. sinjai selatan khususnya dan di kab. sinjai pada umumnya untuk tetap dalam keadaan aman, damai dan sejuk.
Maka kami dari kepolisian dalam hal ini Bhabinkamtibmas hampir setiap hari terjun langsung bersinergi dengan masyarakat untuk bersama sama melaksanakan gotong royong ini, sekaligus memberikan himbauan kamtibms.
“Apabila ada informasi yang berkaitan dengan masalah gangguan kamtibmas agar segera di informasikan kepada Bhabinkamtibmas untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya.
Masyarakat agar lebih peka dengan lingkungan sekitar dan apabila ada pendatang baru atau tamu yang menginap atau mencurigakan agar segera diwaspadai, mari bersama – sama Polri untuk tetap mewaspadai dan mencegah adanya kelompok inteloransi dan kelompok radikal yang anti Pancasila, pungkasnya.
Dan bilamana mendapati berita melalui medsos maupun di media cetak lainya agar hendaknya di saring dan sharing jangan diterima langsung namun alangkah baiknya agar diklarifikasi kebenaran berita tersebut.
Selain menjalin hubungan erat antar aparat Kepolisian dengan warga, kepedulian yang diperlihatkan Bhabinkamtibmas juga makin memperkokoh keberadaan Polisi sebagai bagian dari masyarakat.
Untuk membangun dampak positif pada tubuh Polri dibutuhkan kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dikehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas. Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi.
Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warganegara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.