Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Bhabinkamtibmas Desa Bonto Nyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Bripka Indra Gunawan melaksanakan giat gotong royong dalam penggalian dan pemasangan pipa untuk penyaluran air bersih yang di Programkan Pansimas, Senin (12/11/18).
Kegiatan tersebut dilakukan sebagai wujud kebersamaan dan kepedulian anggota Polri, yang mana Bhabinkamtibmas ikut serta berperan aktif ditengah masyarakat tidak hanya menjaga keamanan tetapi ikut juga bergotong royong dalam melaksanakan setiap kegiatan di Desa binaannya.
Kegiatan Penggalian dan pemasangan pipa air ini dilakukan dalam rangka pemenuhan air bersih dimana masyarakat di desa ini susah untuk mendapatkan air bersih . Untuk itu pemerintah Desa berinisiatif untuk mengadakan air bersih dengan cara memasang pipa air dari Program Pansimas yang merupakan bantuan pemerintah pusat.
Kapolres Bulukumba Akbp Syamsu Ridwan, S.Ik., mengatakan Bhabinkamtibmas harus berperan aktif memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dengan mendekatkan diri kepada masyarakat.
“Baik melalui sambang atau turut membantu kegiatan warga sehingga dapat menggali informasi dan masukan yang penting bagi kinerja Polri,” tegas Akbp Syamsu Ridwan S.Ik. (Humas Polres Bulukumba)
Kepedulian yang diperlihatkan Bripka Indra Gunawan kepada warga yang ikut bergotong royong dalam penggalian dan pemasangan pipa untuk penyaluran air bersih menunjukkan keberadaan Bhabinkamtibmas sebagai bagian dari masyarakat.
Untuk membangun dampak positif pada tubuh Polri dibutuhkan kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dikehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas. Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi.
Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warganegara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.
Penulis : Harmeno