Monday, February 17, 2025

Ikut Usung Jenazah, Wujud Kepedulian Bhabinkamtibmas Polsek Bontomarannu kepada Warga yang Berduka

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sebagai wujud kepedulian terhadap warganya, Personil Bhabinkamtibmas Polsek Bontomarannu Polres Gowa Bripka Molle menyempatkan diri hadir di tengah warganya yang sedang berduka dan membantu dalam proses pemakaman, Jum’at (7/06/19) siang.

Pada kesempatan itu, Bripka Molle bersama warga tampak sedang memikul keranda jenazah dan mengantarkan ke pemakaman umum sebagai wujud penghormatan terakhir kepada jenazah warganya Dg. Tuppu (70) meninggal di karenakan sakit,

Ia menerangkan kegiatan itu sebagai wujud kepedulian dan kedekatan Bhabinkamtibmas kepada warga di desa binaannya.

“Dengan ikut sertanya kami, ini akan meningkatkan sinergitas dan menjalin komunikasi yang aktif dengan warga”, terang Bripka Molle.

Di tempat terpisah, Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga sangat salut dan mengapresiasi akan kepedulian di tunjukkan personil jajaran.

“Hadirnya Polisi dan menunjukkan rasa empatinya turut membantu warga yang sedang kedukaan, Ini demi terwujudnya Polri yang promoter dicintai dan banggakan oleh masyarakat,” tandasnya.

Kepedulian yang diperlihatkan Bhabinkamtibmas Polsek Bontomarannu yang mengusung jenazah warganya ke pemakaman dalam rangka menjalin hubungan erat antar aparat Kepolisian dengan warga, juga memperkokoh keberadaan Polisi sebagai bagian dari masyarakat.

Untuk membangun dampak positif pada tubuh Polri dibutuhkan kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.

Dikehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.

Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas. Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi.

Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.

Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.

Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warganegara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.

Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.

Related Posts

1 of 1,425
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih