Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Masjid merupakan tempat ibadah dan tempat suci, dimana kebersihannya harus dijaga agar setiap yang melaksanakan ibadah akan merasa nyaman dan khusyu.
Hal tersebut diwujudkan personil Polsek Bungaya, usai melaksanakan shalat Asar secara berjamah dimasjid syuhada 45 Sapaya terlihat 3 orang personil Polsek Bungaya tengah melakukan pembersihan masjid, pembersihan ini dimulai dari dalam masjid sampai pekarangan masjid, Ahad (05/05/19).
Saat dikonfirmasi, Bripka Rahmat mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan dalam menyambut bulan suci ramadhan, “kami membersihkan masjid dengan menyapu mulai dari dalam masjid sampai diluar, anggota juga ada yang mengepel lantai dan ada yang membersihkan jendela masjid serta membersikan karpet,” ujarnya.
Lebih lanjut Rahmat mengatakan bahwa kegiatan pembersihan ini dilakukan agar masyarakat dalam melaksanakan ibadanya dimasjid khususnya dibulan suci ramadhan akan merasa nyaman, Kalau Tempat ibadah bersih masyarakat akan merasa nyaman dan khusyu dalam menjalankan ibadanya.
Ditempat terpisah Kapolres Gowa Akbp Shinto Silitonga melalui Kapolsek Bungaya Akp Misbahuddin sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan anggotanya, “Ini merupkan wujud kepedulian kami sebagai anggota Polri terhadap tempat tempat ibadah, khusunya menjaga kebesihanya, semoga apa yang dilakukan personil dengan membersikan masjid dapat Memberikan manfaat bagi segenap masyarakat dan dapat melaksanakan ibadanya dengan nyaman dan khusyu dimasjid,” jelasnya.
Dilansir dari muslim.or.id, segala pekerjaan membersihkan masjid, seperti mengepel, mencabut rerumputan liar dihalaman masjid dan yang sejenisnya, semua itu termasuk amalan yang agung, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid, dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar” (HR. Muslim)
Jadi kegiatan membersihkan masjid adalah kegiatan yang besar sebab dia membersihkan tempat yang paling dicintai oleh Allah. Alangkah indahnya bila orang-orang yang memiliki kedudukan di masyarakat, untuk sesekali menyapu rumah Allah.
Selain supaya masyarakat menjadi sadar akan wibawa masjid, sehingga mereka menjadi lebih sadar akan kehormatan masjid, juga untuk membuatnya menjadi lebih dekat dengan masyarakat dan mengikisifat-sifat angkuh dalam diri.
Bukti lain, yang menunjukkan bahwa amalan ini adalah amalan yang mulia, sebuah hadis yang menceritakan tentang seorang perempuan berkulit hitam, yang biasa menyapu masjid di masa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkisah tentang seorang wanita yang biasa membersihkan masjid (di masa Nabi). Nabi shallallahu’alaihiwasallam menanyakan tentang kabar wanita itu, para sahabat menjawab, “Ia telah meninggal.”
“Mengapa kalian tidak mengabariku?” Tanya nabi shallallahu’alaihiwasallam kepada sahabatnya. Para sahabat mengira, bahwa pekerjaannya tersebut tidak terlalu terpandang.
“Tunjukkan aku makamnya” Pinta Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
Merekapun menunjukkan makam wanita tersebut, kemudian beliau mensholatkannya” (Muttafaqun ‘ alaihi).
Setelah menukil hadis ini, Syaikh Abdullah bin Sholih Al-Fauzan dalam bukunya al-Fawaid al-Majmu’ah menjelaskan,
“Hadis ini dalil akan utamanya pekerjaan membersihkan masjid. Karena shalatnya Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam, atas kuburan orang yang menyapu masjid tersebut, bukti bahwa perbuatan ini adalah amalan yang luhur.” (al-Fawaid al-Majmu’ah fi Syarhi Fushulil Adab wa Makaarimil Akhlaq Al-Masyruu’ah, hal. 247).