Rabu, Februari 19, 2025

Jurus Problem Solving, Bhabinkamtibmas Polsek Tompobulu Kembali Selesaikan Masalah Warganya

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Dengan jurus problem solving, Bhabinkamtibmas Polsek Tompobulu Polres Gowa Bripka Sainar kembali menyelesaikan permasalahan yang ada ditengah warganya, Selasa (10/09/19) sekira Pukul 16.00 Wita di Polsek Tompobulu.

Problem solving ini dilakukan karena adanya perbuatan penganiayaan yang di lakukan oleh H. Salam terhadap cucu dari Dg. Calli yang terjadi pada hari Senin (09/09) ketika akan melaksanakan shalat magrib, dan hal tersebut pihak dari keluarga Dg Calli tidak menerimanya dan melaporkannya kepada pihak berwajib.

Kemudian Bhabinkamtibmas Bripka Sainar menyelesaikan permasalahan tersebut dengan memanggil kedua belah pihak dengan maksud untuk menyelesaikan perselisihan dengan cara musyawarah/kekeluargaan.

Dalam musyawarah/kekeluargaan tersebut, H. Salam mengakui dan menyadari bahwa perbuatannya itu salah dan meminta maaf kepada keluarga Dg. Calli yang di tandai dengan membuat surat pernyataan damai kedua pihak.

Saat di hubungi Bripka Sainar mengatakan bahwa langkah yang di ambil oleh Keluarga Dg. Calli (keluarga korban) yang melaporkannya kepada pihak kepolisian untuk diselesaikan secara kekeluargaan adalah langkah yang tepat dan berharap agar apabila terjadi seperti ini jangan mengambil tindakan di luar jalur hukum.

Sementara itu di tempat terpisah Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga melalui Kapolsek Iptu Hasbullah mengapresiasi giat yang di lakukan personilnya yang mana mampu memediasi permasalahan yang terjadi di wilayahnya.

Upaya yang ditempuh Bhabinkamtibmas tersebut sebagai bentuk upaya Polri yang hadir ditengah masyarakat sebagai problem solving dan merupakan bentuk pendekatan secara kekeluargaan, sehingga permasalahan tidak menjadi berkepanjangan.

Mediasi yang dilakukan merupakan salah satu bentuk dari alternatif penyelesaian sengketa diluar pengadilan. Tujuan dilakukannya mediasi adalah menyelesaikan sengketa antara para pihak dengan melibatkan pihak ketiga yang netral dan imparsial.

Mediasi dapat mengantarkan para pihak ketiga pada perwujudan kesepakatan damai yang permanen dan lestari, mengingat penyelesaian sengketa melalui mediasi menempatkan kedua belah pihak pada posisi yang sama, tidak ada pihak yang dimenangkan atau pihak yang dikalahkan (win-win solution).

Dalam mediasi para pihak yang bersengketa proaktif dan memiliki kewenangan penuh dalam pengambilan keputusan. Mediator tidak memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan, tetapi ia hanya membantu para pihak dalam menjaga proses mediasi guna mewujudkan kesepakatan damai mereka.

Penyelesaian sengketa melalui jalur mediasi sangat dirasakan manfaatnya, karena para pihak telah mencapai kesepakatan yang mengakhiri persengketaan mereka secara adil dan saling menguntungkan.

Bahkan dalam mediasi yang gagal pun, di mana para pihak belum mencapai kesepakatan, sebenarnya juga telah merasakan manfaatnya. Kesediaan para pihak bertemu di dalam proses mediasi, paling tidak telah mampu mengklarifikasikan akar persengketaan dan mempersempit perselisihan di antara mereka.

Hal ini menunjukkan adanya keinginan para pihak untuk menyelesaikan sengketa, namun mereka belum menemukan format tepat yang dapat disepakati oleh kedua belah pihak.

Model utama penyelesaian sengketa adalah keinginan dan iktikad baik para pihak dalam mengakhiri persengketaan mereka. Keinginan dan iktikad baik ini, kadang-kadang memerlukan bantuan pihak ketiga dalam perwujudannya. Mediasi merupakan salah satu bentuk penyelesaian sengketa yang melibatkan pihak ketiga. Mediasi dapat memberikan sejumlah keuntungan antara lain :

  1. Mediasi diharapkan dapat menyelesaikan sengketa secara cepat dan relatif murah dibandingkan dengan membawa perselisihan tersebut ke pengadilan atau ke lembaga arbitrase.
  2. Mediasi akan memfokuskan perhatian para pihak pada kepentingan merekan secara nyata dan pada kebutuhan emosi atau psikologis mereka, sehingga mediasi bukan hanya tertuju pada hak-hak hukumnya.
  3. Mediasi memberikan kesempatan para pihak untuk berpartisipasi secara langsung dan secara informal dalam menyelesaikan perselisihan mereka.
  4. Mediasi memberikan para pihak kemampuan untuk melakukan kontrol terhadap proses dan hasilnya.
  5. Mediasi dapat mengubah hasil, yang dalam litigasi dan arbitrase sulit diprediksi, dengan suatu kepastian melalui konsensus.
  6. Mediasi memberikan hasil yang tahan uji dan akan mampu menciptakan saling pengertian yang lebih baik di antara para pihak yang bersengketa karena mereka sendiri yang memutuskannya.
  7. Mediasi mampu menghilangkan konflik atau permusuhan yang hampir selalu mengiringi setiap putusan yang bersifat memaksa yang dijatuhkan oleh hakim di pengadilan atau arbiter pada lembaga arbitrase.

Related Posts

1 of 1,623
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih