Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Hari ini hasil ujian nasional (UN) tingkat SMU/Sederajat diumumkan serentak di Kabupaten Sidrap. Mengantisipasi aksi konvoi maupun arak–arakan, Polres Sidrap menerjunkan puluhan personilnya guna mencegah terjadinya bentrok maupun perkelahian antar pelajar.
“Alhamdulillah, semua berjalan kondusif, aman dan tertib, tidak ada konvoi ” ujar Kapolres Sidrap AKBP Budi Wahyono saat dikonfirmasi di kantornya, Senin (13/5/19) siang.
Budi mengatakan pihaknya juga telah melakukan koordinasi bersama pihak sekolah agar mengimbau para siswa untuk tidak menggelar konvoi yang dapat membahayakan baik diri sendiri maupun orang lain.
“Kami telah turun ke sekolah–sekolah mengimbau dan mengajak kepada untuk tidak melakukan hal yang negatif dan sebaliknya mengisi kelulusan dengan kegiatan yang positif,”lanjutnya.
Orang nomor satu di jajaran Polres Sidrap itu juga mengapresiasi para siswa di Kabupaten Sidrap yang menurutnya tidak lagi merayakan gaya lama dalam merayakan kelulusan seperti corat – coret, konvoi dan arak – arakan di jalan raya yang dapat mengganggu ketertiban umum.
Dahulu kegiatan yang identik dengan kelulusan di kalangan pelajar tentunya hura-hura, konvoi, corat-coret baju seragam sampai tembok sekolah pun menjadi sasaran tangan-tangan jail mereka.
Dilansir dari Kompasiana.com, konvoi yang dilakukan para pelajar untuk mengekspresiakan kebahagiaan saat kelulusan UN tentunya hal yang dianggap kebiasaan bagi segelintir orang, padahal konvoi kelulusan tersebut tidak akan menguntungkan semua pihak baik guru, siswa, masyarakat, maupun orang tua.
Konvoi akan membawa dampak negatif bagi lingkungan disekitaranya misalnya, akan mengganggu ketertiban lalu lintas, mengganggu keselamatan pengguna jalan, mengganggu masyarakat sekitar dengan suara bising dari kendaraan mereka, mengganggu ketertiban sosial, bahkan akan membahayakan nyawanya sendiri.
Siswa SMP yang ikut-ikutan merayakan kelulusan dengan melakukan konvoi di jalan raya ini merupakan realita, yang diakibatakan mereka meniru pelajar ditingkat atasnya. Padahal seusia mereka belum mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM) tetapi oleh orang tuanya telah difasilitasi motor.
Miris sekali melihat realita seperti itu bahkan dengan melakukan konvoi akan mengakibatkan penyimpangan social, konflik entah itu antar pelajar, dengan masyarakat sekitar ataupun dengan aparat kepolisian.
Jika kebiasaan buruk pelajar saat merayakan kelulusan tidak dikurangi sedikit demi sedikit tentunya akan membuat citra pendidikan di indonesia menjadi baik. Seperti yang terjadi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak sekolah-sekolah yang melaksanakan kegiatan yang bermanfaat saat pengumuman kelulusan.
Pihak sekolah bekerja sama dengan pengurus OSIS sekolah membuat suatu rangkaian kegiatan pelepasan atau wisuda bagi para siswa yang telah lulus dari sekolah tersebut dengan datang ke sekolah mengenakan pakaian adat jawa, dengan didampingi oleh orang tuannya masing-masing. Hal ini bisa mengurangi aktivitas negatif pelajar saat kelulusan.
Selain itu bisa menambah pengetahuan tentang budaya daerah yang luhur dan patut untuk dilestarikan. Selain hal tersebut yang bisa dilakukan saat kelulusan bisa dengan mengumpulkan seragam untuk disumbangkan ke yang membutuhkan, selain itu bisa dengan melakukan bakti sosial ke panti asuhan, dan hal positif lain yang bisa dilakukan ketika merayakan kelulusan.
Hal tersebut merupakan contoh kecil dari wujud kebahagiaan saat merayakan kelulusan agar penyimpangan sosial, tidak terjadi dan dapat menambah citra baik pendidikan di indonesia.