Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Anak sekolah karena hujan merekapun berteduh sambil menantikan angkutan umum yang selalu menjemput dan mengantarkannya kesekolah.
Hujan yang turun pagi hari sering membuat anak sekolah kadang terlambat tiba disekolahnya walaupun lebih awal menunggu mobil penumpang umum, Senin (21/01/19) pagi.
Saat bersamaan dengan pelaksanaan strong point Kapolsek Labakkang Akp Srianto Ponidjan melihat pemandangan tersebut terpanggil menghampiri anak anak sekolah dengan maksud agar anak anak tersebut tidak terlambat masuk sekolah.
Seketika itu ia menawarkan untuk berkenan diantar dengan menggunakan kendaraan dinas polsek labakkang hingga sampai disekolahnya masing masing.
Tanpa basa basi anak anakpun dengan senangnya naik kemobil patroli polsek labakkang.
Menurut Kapolsek Labakkang, bukan hanya petugas Polri yg berdiri dijalan dan memperlancar arus lalulintas serta menyeberangkan anak sekolah atau lainnya, namun juga berpatroli memantau wilayah untuk meyakinkan bahwa sitkamtibmas tetap aman dan terjaga.
Apa yang dilakukan oleh Kapolsek Labakkang yang mengantar anak sekolah merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.
Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas. Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warganegara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.
Penulis : Marwan