Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sebagai wujud kedekatan diri dengan masyarakat serta ingin menunjukkan kepedulian sosial, Wakapolsek Lamuru Ipda Muh Suaib bersama anggotanya meluangkan waktu melayat kerumah duka salah seorang warga yang meninggal dunia di Desa TurucinnaE, Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone, Rabu (08/6/2022).
Menurut Wakapolsek Lamuru bahwa kegiatan ini adalah bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta masyarakat kepada polisi, dan hal inilah dapat membantu menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan kondusif.
Banyak warga yang mengapresiasi tentang apa yang dilakukan aparat Kepolisian Sektor Lamuru, warga menilai bahwa kehadiran personel polisi pada kegiatan masyarakat seperti ini sebagai wujud kepedulian Polri terhadap masyarakat.
“Warga masyarakat khususnya yang ada disekitar kegiatan ini berharap agar kepedulian polisi ini bukan hanya dilakukan saat akan tetapi berharap kedepnnya agar lebih ditingkatkan,” tutur warga.
Dihubungi ditempat terpisah, Kapolsek Lamuru mengatakan bahwa akan tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk masyarakat.
Sikap Wakapolsek Lamuru terhadap warga yang berduka dengan hadir melayat merupakan wujud kepedulian sosial terhadap sesama, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).