Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Pimpinan dan anggota Komisi III DPR mengapresiasi kepemimpinan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Sejak dilantik 27 Januari 2021, banyak hal yang sudah Kapolri lakukan dalam pembenahan internal ataupun eksternal.
Konsep transformasi menuju Polri yang Presisi ada pada empat kebijakan utama, yaitu transformasi organisasi, transformasi operasional, transformasi pelayanan publik, dan transformasi pengawasan.
Yang semua implementasi itu melalui 16 Program Prioritas Kapolri, 51 kegiatan, dan 177 rencana aksi.
Ketua Komisi III DPR Herman Herry secara khusus menyatakan digitaliasi pelayanan yang tengah Polri lakukan di bawah kepemimpinan Jenderal L Sigit merupakan gebrakan spesial.
Di rapat kerja ini, kata Herman, saya memberikan apresiasi kepada Kapolri, khusus pada implementasi program 100 hari Kapolri.
Sebagaimana pada fit And proper test sebelumnya pada ruangan ini.
Herman mengungkapkan hal itu saat rapat kerja Komisi III DPR bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Senayan Jakarta, Rabu (16/6).
Politikus PDI Perjuangan itu melihat dan juga yakin bahwa publik merasakan adanya transformasi organisasi Polri ke arah yang modern.
“Melalui optimalisasi pengggunaan data dan teknologi dalam menjalankan tugas dan fungsi Korps Bhayangkara,” ungkap Herman.
Seperti perpanjangan SIM Online lewat aplikasi SINAR (SIM Nasional Presisi), tilang online, mengedepankan pendekatan keadilan restoratif untuk kasus ITE.
Lalu virtual police, Kampung Tangguh Narkoba, hingga pemberantasan pungli dan premanisme.
“Sebagai Kapolri dengan masa bakti yang panjang, saya rasa Kapolri memiliki kesempatan untuk meninggalkan warisan yang baik bagi Polri,” lanjut Herman.
Semoga keyakinan saya ini betul-betul menjadi kenyataan demi kebaikan Polri sebagai institusi yang dicintai masyarakat,” kata Herman
Anggota Komisi III DPR Fraksi PDI Perjuangan Arteria Dahlan juga memandang positif kinerja 100 hari kinerja Kapolri.
Lalu dia menilai nuansa perbaikan Polri kearah yang lebih baik begitu sangat terasa.
Arteria melihat, Sigit memahami jika persoalan harus baik dari hulu dengan menciptakan seluruh pelayanan yang berbasis pada pemanfaatan teknologi.
Ia juga menganggap Kapolri mampu mengkolaborasi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memang cocok saat situasi pandemi seperti sekarang ini.
Soal pelayanan yang berbasis elektronik, kata Arteria, itulah hulu kalau gak beres itu yang akan menjadi persoalan.
“Konsekuensi dari itu gak ada lagi ruang gelap, gak ada ruang abu-abu. Sekarang orang bisa melihat kerja-kerja Polri,” tandas Arteria.