Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Banyak orang di luar sana tidak peduli dengan sesama, walaupun sudah di depan mata namun seakan-akan tidak melihatnya pada hal bantuannya sangat dibutuhkan tapi hal seperti ini tidak berlaku bagi Brigpol Firman, anggota Sat Sabhara Polres.
Brigpol Firman memang sudah dikenal sebagai sosok polisi yang baik, rajin dan peduli terhadap sesama, ini terbukti saat Firman terlihat sedang membantu orang tua mengangkat kursi rodanya untuk di naikkan ke dalam mobil orang tua tersebut, hal ini dilakukan setelah acara nonton bareng di Studio XXI Trans Studio Makassar, Kamis (28/3/19).
Saat itu Firman yang menggunakan pakaian dinas lengkap ikut sebagai pengawalan rombongan Polres Bone yang dipimpin oleh Kabag Sumda Polres Bone Kompol H. Burhanuddin, SH untuk menggelar kegiatan nonton bareng Film yang berdulul “Pohon Terkenal”.
Setelah nonton bareng Firman dengan rombongan keluar dan melihat seorang laki-laki tua menggunakan kursi roda di dorong oleh anaknya menuju ke sebuah mobil yang akan dinaikinya.
Karena anak orang tua itu kerepotan maka Firman berinisiatif untuk membantu mereka untuk berdiri dan mengangkat kursi rodanya di masukkan ke dalam mobil.
Atas sikap yang dilakukan Firman tentu membuat mereka senang dengan mengucapkan terima kasih. “Terima kasih Pak atas bantuannya,” kata bapak itu sambil dituntun oleh anaknya masuk ke dalam mobil.
“Tadi saya lihat orang tua itu di dorong sama anak perempuannya keluar dari dalam Mall, tapi saat mau turun dari kursi roda agaknya kesusahan jadi saya bantu mereka untuk berdiri dan mengangkat kursi rodanya untuk dimasukkan ke dalam mobilnya,” tutur Firman.
Selain menjalin hubungan erat antar aparat Kepolisian dengan warga, kepedulian yang diperlihatkan Bhabinkamtibmas juga makin memperkokoh keberadaan Polisi sebagai bagian dari masyarakat.
Untuk membangun dampak positif pada tubuh Polri dibutuhkan kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dikehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas. Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi.
Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warganegara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.