Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Guna menghindari terjadinya hambatan arus lalu lintas, pada Kamis (06/06) siang ini personil Polres Gowa sigap mengambil inisiatif untuk membantu mendorong mobil warga yang tengah mogok ditengah jalan.
Nampak jelas, dua personil yang membantu pun begitu bersemangat mendorong mobil merk Toyota Avanza warna merah maroon tersebut.
“Saat kami lakukan pengaturan, tiba-tiba ada mobil mogok, jadi kita sigap untuk membantu mendorong ke tempat yang lebih aman, sehingga kepadatan arus tidak terjadi,” kata Aipda Ahriansyah, saat dikonfirmasi.
Selain itu, personil juga mengatakan aksi dorong mobil ini merupakan salah satu wujud pelayanan prima-nya kepada masyarakat yang membutuhkan pertolongan
“Melayani masyarakat sudah menjadi tugas kita sebagai Polisi, namun diluar itu sebagai sesama manusia harus saling tolong-menolong. Terlebih lagi bagi kendaraan yang mogok, karena akan mengakibatkan kemacetan dan mengganggu pengguna jalan yang lain kalau tidak segera dipinggirkan,” ungkap Aipda Ahriansyah.
Di tempat terpisah, Kapolres Gowa Akbp Shinto Silitonga, SIK., MSi menyampaikan apresiasinya atas kesigapan personil. “Terima kasih atas kesigapan dan cepat tanggap personil. Saya harap hal serupa dapat terus dilakukan apabila menemui warga yang membutuhkan bantuan, sehingga pelayanan kepolisian dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tambahnya. (Sulselberita.com)
Selain menjalin hubungan erat antar aparat Kepolisian dengan warga, kepedulian yang diperlihatkan personel Polres Gowa juga makin memperkokoh keberadaan Bhabinkamtibmas sebagai bagian dari masyarakat.
Untuk membangun dampak positif pada tubuh Polri dibutuhkan kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dikehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas. Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi.
Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warganegara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.