Rabu, Februari 19, 2025

Lihat Warga Tanam Padi saat Sambang, Aipda As’ad Usman Turun ke Sawah

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Angin kencang yang menerpa Kabupaten Sidrap dan sekitarnya masih menyisakan kesedihan akibat banyak bangunan yang hancur, namun, namun hal itu tidak membuat warga larut dalam kesedihan, mereka tetap bekerja seperti biasanya.

Hal tersebut nampak saat Bhabinkamtibmas Desa Aka akae dan Kelurahan Empagae Aipda As’ad Usman melakukan patroli diwilayah binaannya, disana ia mendapati warga yang sedang menanam padi di sawah. Tidak menunggu lama ia langsung turun bersama-sama dengan petani menanam padi.

“Tadi patroli sambang, saya melihat warga sedang menanam padi, kemudian saya berhenti dan membantu mereka,” ucapnya, kamis (9/1/2020) pagi.

Dengan berpakaian dinas lengkap, dirinya memangkul benih tanaman padi kemudian menanamnya di sawah milik warga binaannya. “Suatu kebahagian tersendiri bagi diri saya ketika turut merasakan pekerjaan warga, salah satunya menanam padi seperti ini,” ujarnya.

Menurutnya hal itu dilakukan untuk mendekatkan diri pada warga dengan selalu hadir ditengah tengah mereka dalam keadaan dan kondisi apapun.

Tak lupa Polisi lulusan bintara SPN Batua angkatan 18 ini juga menyampaikan himbauan pesan kamtibmas agar para warga tetap menjaga dan memupuk tali silaturahim demi terciptanya kamtibmas yang aman kondusif.

Warga petani pun sangat senang dan berterima kasih kepada As’ad yang selalu hadir membantu mereka.

Aksi turun sawah yang dilakukan Bhabinkamtibmas Desa Aka akae dan Kelurahan Empagae Aipda As’ad Usman merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.

Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.

Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.

Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas.

Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.

Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.

Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warga negara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.

Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.

Related Posts

1 of 1,628
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih