Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Turut berduka cita, Ps. Kanit Binmas Polsek Galesong Selatan Aiptu Muh. Rasul melayat ke rumah warga yang meninggal dunia di Dusun Suli, Desa Galesong Baru, kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Rabu (11/12/19).
Setibanya dirumah duka, Aiptu Muh Rasul tak lupa mengucapkan belasungkawa dan turut berduka cita atas meninggalnya Dg. Senga di usia ke-89, tak hanya itu Aiptu Muh. Rasul juga memberikan dukungan moril kepada pihak keluarga yang ditinggal agar bersabar.
Keluarga yang berduka sangat terbantu hadirnya anggota Polsek Galsel dalam hal ini Kanit Binmas Aiptu Muh. Rasul, pihak keluarga juga mengucapkan terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk datang melayat ke kediaman mereka.
Ditempat lain, Kapolsek Galsel Akp Ikhsanudin menuturkan bahwa pihaknya akan memberikan pengayoman yang terbaik ke masyarakat, salah satunya adalah dengan mendatangi rumah warga yang terkena musibah.
Kedatangan Aiptu Muh. Rasul yang hadir melayat dirumah warganya yang berduka merupakan wujud empati terhadap warganya, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).