Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sebagai anggota anggota Polri sudah sepatutnya menjadi contoh dalam masyarakatnya seperti melayat kerumah warganya yang meninggal dunia untuk memberikan suport kepada keluarga yang ditinggalkan sehingga kuat menghadapi cobaan ini.
Kapolsek Bupon dan Bhabinkamtibmas kelurahan Noling Aiptu Zainuddin pada hari Minggu (26/01/2020) pukul 10.00 wita melayat kerumah duka Almarhumah Imare’ warga lingkungan Kambuno kelurahan Noling kec.Bupon kab.Luwu yang meninggal dunia tadi malam sekitar pukul 18.30 Wita yang rencananya akan dikuburkan sebelum ba’dha Zuhur dipekuburan umum lingkungan Kambuno.
Kedatangan Aiptu Zainuddin selaku Bhabinkamtibmas bersama Kapolsek Bipon Iptu Syarief Sikati.SH adalah merupakan wujud kepedulian seorang anggota Polri kepada masyarakatnya bukan hanya terikat dgn kewajibannya sebagai penegak kamtibmas namun juga sebagai sesama hamba Allah SWT.
“Kami mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Almarhuma Imare’ semoga husnul khotimah dan keluarga yang ditinggal diberikan kekuatan dan ketabahan,” ucap Iptu Syarief Sikati.
Kapala kepolisian sektor Bupon Iptu Syarief sikati.SH mengatakan Polri harus menjadi harapan masyarakat untuk selalu hadir ditengah warga nya baik dalam keadaan duka seperti saat ini serta penyelesaian masalah ataupun hal-hal lain yg membutuhkan kehadiran seorang anggota Polri sehingga masyarakat atau warga merasa terlayani dan terlindungi serta terayomi oleh Polri.
Kepedulian Kapolsek Bupon yang hadir melayat dirumah warganya merupakan wujud empati terhadap warga, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).