Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Aparat Polsek Ujung Pandang membekuk seorang pria berinisial AR (20), Kamis (22/4) sekitar pukul 02.00 Wita. Ia ditangkap atas dugaan pencurian handphone di RS Pelamonia Makassar Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Ujung Pandang.
AR dibekuk di Jalan Pampang 2, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar. Lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal pelaku. AR dibekuk saat melintas dengan sepeda motor.
AR diduga telah mencuri handphone merek Oppo Reno 4F, hitam milik korban berinisial SA, wanita asal Jalan Maccini Parang, Kecamatan Makassar, yang saat itu tengah dirawat di RS Pelamonia. AR beraksi dengan berpura-pura jadi pembesuk.
“Pelaku diduga mencuri handphone milik pasien di RS Pelamonia Makassar. Pelaku berpura-pura jadi pembesuk, kebetulan saat itu kamar sepi. Pasien tengah berbaring karena alami stroke tidak bisa berbuat banyak ketika ponselnya dibawa kabur,” kata Kanit Reskrim Polsek Ujung Pandang, Iptu Pandu Harikusuma, S.Trk, lewat pesan WhatsApp.
Ponsel tersebut lalu dijual ke seorang wanita berinisial KSM. “Ada terduga penadahnya (KSM) juga kami amankan tidak jauh dari lokasi penangkapan lelaki AR di kawasan Pampang. Pelaku menjual ponsel itu seharga Rp1,5 Juta dengan alasan handphone itu kepunyaannya sendiri, dijual karena butuh dana,” papar Iptu Pandu, sapaan akrabnya.
Pandu melanjutkan, dari hasil interogasi, AR mengaku baru melakukan tindak kejahatan itu karena faktor ekonomi. “Katanya butuh uang. Pelaku sementara dalam pemeriksaan di reskrim, bersama barang bukti,” jelasnya.
Atas perbuatannya AR, akan dijerat Pasal 362 KUHPidana dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara. Sementara terduga pelaku penadah dijerat pasal 480 KUHPidana dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.
Kasus diatas kembali menambah daftar pencurian di Makassar, sebenarnya faktor apa yang menyebabkan tindakan kriminalitas seperti pencurian, perampokan, pencopetan, jambret dan lainnya, dari aspek sosial-psikologi adalah faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen adalah dorongan yang terjadi dari dirinya sendiri.
Jika seorang tidak bijaksana dalan menanggapi masalah yang barang kali menyudutkan dirinya, maka kriminalitas itu bisa saja terjadi sebagai pelampiasan untuk menunjukan bahwa dialah yang benar.
Sementara faktor eksogen adalah faktor yang tercipta dari luar dirinya, faktor inilah yang bisa dikatakan cukup kompleks dan bervariasi. Kesenjangan sosial, kesenjang ekonomi, ketidak-adilan dan sebagainya, merupakan contoh penyebab terjadinya tindak kriminal yang berasal dari luar dirinya.
Pengaruh sosial dari luar dirinya itu misalnya, ajakan teman, tekanan atau ancaman pihak lain, minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang yang membuat ia tidak sadar. Hawa nafsu yang sangat hebat dan kuat, sehingga dapat menguasai segala fungsi hidup kejiwaan. Sebab pengaruh ekonomi misalnya karena keadaan yang serba kekurangan dalam kebutuhan hidup, seperti halnya kemiskinan akan memaksa seseorang untuk berbuat jahat.
Kemiskinan merupakan penyebab dari revolusi dan kriminalitas. Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok. Selain itu, faktor seseorang mencuri karena adanya kesempatan untuk menjadi pencuri.
Faktor lain sehingga seseorang mencuri, mencopet atau melakukan tindak kriminalitas adalah kehendak ingin bebas, keputusan yang hedonistik, dan kegagalan dalam melakukan kontrak sosial. Termasuk juga atavistic trait atau sifat-sifat anti-sosial bawaan sebagai penyebab perilaku kriminal. Faktor lainnya adalah hukuman yang diberikan pada pelaku tidak proporsional atau tidak memberikan efek jera.
Kriminalitas tidak bisa dihilangkan dari muka bumi ini. Adapun yang bisa dilakukan hanya mengurangi terjadinya aksi kriminal, melalui tindakan-tindakan pencegahan. Membatasi kesempatan seseorang bisa mencegah terjadinya tindakan kriminal untuk mencuri.