Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) memiliki peran penting menciptakan kondisi keamanan di pedesaan. Kini Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) nya kembali bertambah, setelah adanya kerja sama dengan kementerian untuk ikut dalam pengawasan pembangunan yang menggunakan anggaran dana desa.
Seperti yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Enrekang, Polres Enrekang, Polda Sulawesi Selatan Briptu Taufik melakukan monitoring pembangunan di Dusun Membura, Desa Cemba, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang yang menggunakan anggaran dana desa tahun 2019, Kamis (7/2/19).
Disamping monitoring pembangunan dalam anggaran desa, Bhabinkamtibmas Briptu Taufik juga ikut melaksanakan kerja bakti pembangunan Talud di Dusun membura, Desa Cemba Kecamatan Enrekang. Kedekatan Bhabinkamtibmas dengan masyarakat merupakan bentuk sinergitas antara Polri dengan masyarakat dalam setiap kegiatan terutama pembangunan di desa binaanya.
Kapolres Enrekang AKBP Ibrahim Aji, S.I.K melalui Kapolsek Enrekang AKP Antonius Tutleta S.Pd mengatakan, diharapkan kegiatan tersebut dapat lebih mendekatkan diri kepada masyarakat dan dapat membantu setiap kegiatan. Saat ini, pembangunan masih terus dilaksanakan. Dengan pembangunan yang hampir selesai anggotanya rutin dan aktif dalam kegiatan pembangunan.
“Anggota langsung turun dan membantu pekerjaan pembangunan. Kegiatan yang dilakukan seperti membantu membawa batu, membawa adukan sampai kegiatan lain bersama warga”, katanya.
Dengan kegiatan sosial tersebut, diharapkan hubungan antara Polri dan masyarakat makin erat. Kemudian terjalin hubungan yang harmonis serta masyarakat ikut pro aktif dalam setiap kegiatan maupun program Polri. (Humas Polres Enrekang)
Selain menjalin hubungan erat antar aparat Kepolisian dengan warga, kepedulian yang diperlihatkan Bhabinkamtibmas Polsek Enrekang juga makin memperkokoh keberadaan Bhabinkamtibmas sebagai bagian dari masyarakat.
Untuk membangun dampak positif pada tubuh Polri dibutuhkan kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dikehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas. Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi.
Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warganegara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.
Penulis : Qadri