Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Demi terciptanya keamanan, ketertiban dan kelancaran arus lalu lintas, personil Satlantas Polres Bulukumba melaksanakan pam pagi comander wish guna mengatur arus lalu lintas, Kamis (30/07/2020).
Pelaksanaan kegiatan pam pagi dilaksanakan pada jam 06.15 – 08.00 Wita, karena pada jam tersebut adalah waktu yang paling rawan terjadinya kecelakaan dan kemacetan arus lalulintas yang disebabkan karena meningkatnya kepadatan arus lalulintas di jalan raya.
Kepadatan arus lalu lintas meningkat karena semua pengguna jalan secara bersamaan memakai jalan untuk beraktifitas mulai dari pegawai, karyawan berangkat ke kantor, warga masyarakat akan ke pasar, petani berangkat kesawah dan lain-lain yang semua orang akan melakukan aktifitasnya dimulai pada pagi hari.
Pam pagi ini dilaksanakan secara rutin setiap pagi hari, hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kerawanan dan mencegah terjadinya kecelakaan lalulintas, serta mengatur kelancaran arus lalu lintas dengan harapan para pengguna jalan tidak terlambat sampai tujuan.
seperti yang di lakukan oleh Satuan Sat Lantas Polres Bulukumba pada saat berikan pengaturan arus lalu lintas di pertigaan Tekolajae depan Mall Bulukumba.
“Kegiatan pam pagi dengan mengatur arus lalulintas, memberikan teguran kepada pengendara yang tidak tertib dan memberikan himbauan kepada pengendara / pengguna jalan untuk tetap menggunakan masker saat melakukan aktivitas diluar rumah, pentingnya menjaga kebersihan diri dan sekitar demi mumutus mata rantai covid–19,” ucap KBO Lantas Ipda H. Musmulyadi.
Sejalan dengan langkah pemerintah, teguran Satlantas Polres Bulukumba kepada pengendara yang tidak memakai masker merupakan langkah dalam mencegah penyebaran virus Covid-19 yang semakin meluas. Dilansir dari Kompas.com, bahwa saat ini, berbagai negara di dunia telah melakukan langkah-langkah sebagai upaya menegakkan jarak fisik (Physical Distancing) ini untuk memperlambat penyebaran Covid-19.
Adapun upaya-upaya tersebut di antaranya adalah menghentikan pertemuan publik, menutup ruang-ruang publik, hingga, menutup sekolah, hingga memberlakukan penutupan total wilayah.
Isolasi diri merupakan bentuk dari social distancing, tetapi ada perbedaan penting dari keduanya. Isolasi diri dan karantina bertujuan untuk mencegah orang yang terinfeksi atau orang yang pernah melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi, untuk menularkan virus.
Sementara, social distancing atau physical distancing merupakan langkah yang lebih luas untuk menghentikan perkumpulan orang yang memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi.
Ada alasan yang sangat baik tentang mengapa menjaga jarak menjadi strategi penting dalam mengontrol pandemi Covid-19.
Setiap orang yang terinfeksi virus ini diduga rata-rata menularkan kepada 2-3 orang lainnya dalam tahap awal wabah. Periode inkubasi, yaitu waktu antara infeksi dan gejala diperkirakan adalah sekitar 5 hingga 14 hari.
Jika seseorang terinfeksi dan tetap bersosialisasi seperti biasa, kemungkinan orang tersebut akan menurlarkan ke dua hingga tiga temannya yang kemudian akan menularkan kepada dua hingga tiga orang lainnya.
Sudah ada beberapa bukti yang menjelaskan bahwa tinggal di rumah dan menjaga jarak aman dengan orang lain dapat memperlambat penyebaran dan menghentikan efek domino ini.
Para ilmuwan telah menemukan adanya dua metode potensial untuk mengatasi pandemi ini dengan simulasi populasi di AS dan Inggris.
Pertama, mitigasi, difokuskan hanya pada isolasi mereka yang paling rentan dan mengarantina mereka yang menunjukkan gejala.
Kedua, penekanan, menyertakan semua orang di dalam populasi untuk menerapkan jarak fisik ini. Sementara, mereka yang menunjukkan gejala dan orang-orang di dalam rumah yang sama mengarantina diri sendiri di dalam rumah.