Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Kehadiran polisi sebagai pelayan masyarakat kembali diperlihatkan personil Polsek Cendana Polres Enrekang saat melaksanakan patroli di wilayah Hukum Polsek Cendana, disana personel menyempatkan diri membantu wargayang sedang mendirikan rumah, Senin (6/1/20).
Patroli yang dipimpin langsung Kapolsek Cendana AKP Pakualam dengan sigap ikut membantu dan bergotong royong dalam mendirikan rumah di Dusun Langga Tallu, Desa Karrang, Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang.
“Hadirnya Polisi di tengah-tengah masyarakat merupakan bukti bahwa Polri dekat dengan masyarakat serta Polri ada untuk masyarakat,” jelas AKP Pakualam.
Lebih lanjut Akp Pakualam menyebutkan bahwa disamping melaksanakan tugas pokok, pihaknya juga senang membantu warga dalam bidang kemanusiaan bukan cuman menangkap orang atau memberikan tindakan kepada pelaku kejahatan.
Warga setempat sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan personel Polsek Cendana, “Kami sangat berteri makasih atas kehadiran personil polsek Cendana, dengan kehadiran personil Polsek pekerjaan kami lebih mudah dan cepat selesai,” ungkap salah satu warga.
Apa gotong royong yang dilakukan personel Polsek Cendana membantu warga mendirikan rumah merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.
Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas.
Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warga negara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.