Monday, February 17, 2025

Patut Dicontoh, Anggota Polantas di Barru Bantu dorong Mobil di Traffic Light

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sebenarnya ini bukan hal yang baru. Karena sebelumnya, banyak pemandangan Polantas atau foto-foto polisi yang diunggah di internet mendorong mobil pengendara karena mogok. Kendati demikian, aksi heroik anggota Polantas Polres Barru itu mengundang decak kagum.

Mobil minibus berwarna putih itu mogok ditengah tengah traffic light (lampu merah) tepat di Lampu Merah Tugu Payung Barru, Jln. Sultan Hasanuddin Barru, Minggu (29/12/19).

Agar tidak mengganggu arus lalu-lintas di jalur tersebut, Anggota Polantas yang sementara bertugas mengatur lalu lintas mengambil inisiatif untuk membantu supir dengan cara mendorong mobil ke tempat yang aman.

“Dari pada menimbulkan kemacetan, kita bantu dorong, membuat kelancaran lalu lintas kan memang merupakan salah satu tugas kepolisian,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, apa yang dilakukannya tersebut bukan semata-mata hanya tugasnya sebagai seorang Polisi, itu juga karena naluri kemanusiannya yang muncul saat ada orang lain yang membutuhkan bantuan.

“Melayani masyarakat sudah menjadi tugas saya sebagai Polisi, namun diluar itu sebagai sesama manusia harus saling tolong-menolong. Terlebih kepada seseorang yang sedang kesusahan,” ungkapnya.

Menurut dia, tugas polisi selain menjalankan fungsi sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta menjalankan fungsi penegakan hukum, juga harus tanggap terhadap permasalahan sosial yang ada di sekitarnya.

Apa yang dilakukan oleh Satlantas Polres Barru saat membantu pengendara mobil untuk mendorong kendaraannya yang mogok merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.

Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.

Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.

Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas.

Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.

Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.

Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warga negara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.

Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.

Related Posts

1 of 1,350
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih