Rabu, Februari 19, 2025

Patut Dicontoh, Bhabinkamtibmas Desa Bontomanai Bantu Warga Kerja Rumah

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sebagai seorang aparat kepolisian, Bhabinkamtibmas Desa Bontomanai Bripka Chairil Anwar tak tanggung tanggung dalam membantu warga mengangkat batu bata dalam proses pengerjaan rumah di salah satu warga Dusun Lakatong, Desa Bontomanai, Kec. Marbo, Kamis (06/02/2020).

Sikap Humanis yang ditorehkan oleh Bripka Chairil Anwar sebagai anggota Bhabinkamtibmas Desa lakatong kec.marbo patut di contoh, Walau mengenakan seragam dinas kepolisian, Ia Rela membantu warga dalam proses pengerjaan rumah.

Menurut Bripka Chairil bahwa kegiatan yang Ia lakukan di masyarakat karena di landasi rasa keikhlasan demi membantu sesama dan bukan karena ingin di puji.

“Sebagai anggota polri kita senantiasa dituntut memiliki sikap Humanis dalam memberikan pelayanan di masyarakat, semoga apa yang kami perbuat bisa memotivasi warga agar lebih giat dalam beraktivitas,” tambah Chairil.

Kegiatan yang dilakukan oleh petugas Bhabinkamtibmas dilapangan mendapatkan Respon positif dari warga masyarakat, dan di harapkan polri kedepannya lebih profesional dan selalu bersinergi dengan masyarakat.

Aksi Bhabinkamtibmas Desa Bontomanai yang membantu warga membangun rumah merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.

Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.

Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.

Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas.

Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.

Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.

Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warga negara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.

Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.

Related Posts

1 of 1,633
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih