Rabu, Februari 19, 2025

Peduli Sesama, Bhabinkamtibmas Polsek Bontomarannu Santuni Kekek Dg. Mana Penyandang Tuna Netra

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, Bhabinkamtibmas Polsek Bontomarannu Gowa Bripka Agus sambangi warga prasejahtera di Jl. Pertanian Dusun Sari Te’ne, Desa Bili-bili, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Kamis (12/12/19).

Bhabinkamtibmas tersebut mendatangi Kekek Dg. Mana (70) yang merupakan penyandang tuna netral termasuk warga desa binaan yang kurang mampu dengan menyerahkan bantuan berupa bingkisan dan uang ala kadarnya siang.

“Ini merupakan wujud empati Polri kepada masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan. Semoga dapat membantu dan meringankan beban yang yang di derita dan sekarang tengah dihadapi,” ucap Bripka Agus.

Sementara itu, Dg. Mana mengucap berterima kasih banyak kepada Bhabinkamtibmas Polsek Bontomarannu tersebut yang telah membantu dan meringankan beban hidupnya.

“Terima kasih atas bantuan bapak Polisi, semoga diberikan amal kebaikan oleh Allah ta’ala, dan Polri tetap di cintai dibanggakan dan di hati masyarakat,” ucap sang kakek.

Santunan Bhabinkamtibmas Polsek Bontomarannu kepada Kekek Dg. Mana penyandang tuna netra merupakan bukti kecintaannya terhadap warga miskin, sedang kecintaan seseorang kepada saudaranya yang miskin memiliki banyak keutamaan, disalin dari Rumaysho.com, berikut beberapa keutamaannya :

Pertama, Mencintai orang miskin termasuk kebaikan

Mencintai orang miskin termasuk kebaikan. Dalam do’a yang diajarkan di atas, mencintai orang miskin disebutkan secara tersendiri dan ini menunjukkan pentingnya amalan ini, di samping menunjukkan kemuliaannya.

Kedua, Mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka akan memudahkan hisab seorang muslim pada hari kiamat

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan kesulitan orang yang dililit hutang, Allah akan memudahkan atasnya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim no. 2699).

Ketiga, Dekat dengan orang miskin berarti semakin dekat dengan Allah pada hari kiamat

Dalam hadits Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin dan kumpulkanlah aku bersama dengan orang-orang miskin pada hari kiamat”. ‘Aisyah berkata, “Mengapa –wahai Rasulullah- engkau meminta demikian?” “Orang-orang miskin itu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya. Wahai ‘Aisyah, janganlah engkau menolak orang miskin walau dengan sebelah kurma. Wahai ‘Aisyah, cintailah orang miskin dan dekatlah dengan mereka karena Allah akan dekat dengan-Mu pada hari kiamat”, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Tirmidzi no. 2352)

Keempat, Mencintai orang miskin adalah landasan kecintaan pada Allah

Para ulama menjelaskan bahwa mencintai orang miskin adalah landasan kecintaan pada Allah. Karena orang miskin tidaklah memiliki materi dibanding orang kaya. Namun seseorang harus mencintai si miskin itu karena Allah, artinya semakin si miskin itu beriman, ia pun semakin menaruh cinta padanya. Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena-Nya, memberi karena-Nya, dan tidak memberi juga karena-Nya, maka ia telah sempurna imannya” (HR. Abu Daud no. 4681, Tirmidzi no. 2521, dan Ahmad 3: 438).

Kelima, Mencintai orang miskin termasuk dalam wasiat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwasiat pada Abu Dzar Al Ghifari di mana Abu Dzar berkata, “Kekasihku (Rasulullah) shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku.

(4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau menasehatiku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia” (HR. Ahmad 5: 159).

Related Posts

1 of 1,628
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih