Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Wujud kepedulian dan rasa empati kepada warganya, Kapolsek Galsel Polres Takalar, Iptu Muhammad Ashar bersama Kanit Binmas bersama Personil lainnya melayat Kerumah Duka sekaligus mengantar jenazah ke peristirahatan terakhir almarhum di pemakaman keluarga Karaeng Galesong.
Bela sungkawa ke rumah duka Warganya Almarhum Irfan Wiraguna Roem yang meninggal, bertempat di Pelataran Ballalompoa Galesong, Kec. Galesong Kab. Takalar, Kamis (20/5/2021).
Kapolsek Galsel Iptu. Muhammad Ashar saat tiba di rumah duka disambut sejumlah warga dan keluarga duka. Kapolsek turut menyampaikan rasa belasungkawa atas meninggalnya Almarhum Irfan Wiraguna Roem” Semoga amal dan ibadah beliau di terima di sisiNya, dan keluarga yang ditinggalkannya diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menjalaninya.” Ucap Kapolsek Galsel.
Disamping itu, Kapolsek Galsel Iptu Muhammad Ashar juga menghimbau kepada masyarakat dan keluarga yang melayat agar tetap mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes) yang di anjurkan Pemerintah dengan tetap menggunakan masker jika berada di luar rumah, menjaga jarak, membiasakan diri hidup bersih dengan rajin mencuci tangan dengan sabun dan tidak berkerumun guna sebagai upaya untuk mencegah dan memutus rantai penyebaran virus Copid-19 diwilayah hukum Polsek Galesong Selatan Kab. Takalar.
Sikap Kapolsek Galsel terhadap warga yang berduka dengan hadir melayat merupakan wujud kepedulian sosial terhadap masyarakat, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam yaitu : 1) Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2) Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3) Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4) Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah ia, 5) Jika ia sakit maka jenguklah dan 6) Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya” (HR. Muslim)
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”
Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).