Rabu, Februari 19, 2025

Pelaku Curas di Makassar Diringkus Polisi Saat Asyik Nongkrong di Pasar Toddopuli

Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Aparat Polsek Rappocini kembali mengungkap kasus tindak pidana pencurian dengan kekerasan (curas). Pelaku merupakan warga Kabupaten Gowa berinisial FN (20) yang diringkus Jalan Toddopuli Raya Makassar, Minggu (24/11/19).

Kasubbag Humas Polrestabes Makassar Kompol Alex Dareda mengungkapkan kejadian berawal saat pelaku bersama korbannya yakni perempuan berinisial AK (17) berkenalan melalu media sosial dan janjian untuk bertemu di Jalan Karunrung Raya Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

“Pelaku bersama korban pun bertemu pada Selasa (12/11) sekira pukul 02.00 Wita, saat bertemu korban perempuan AK yang menggunakan sepeda motor langsung turun dari kendaraannya, pelaku pun dengan cepat langsung merampas HP dari tangan korban dan membawanya kabur,” ujar Alex.

Petugas yang melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut berhasil menangkap pelaku sekira pukul 20.00 Wita di Jalan Toddopuli Raya Makassar tepatnya di Pasar Toddopuli dimana pelaku sedang asyik nongkrong diatas sepeda motornya.

Saat diamankan, pelaku mengakui telah melakukan curas terhadap perempuan AK di Jalan Karunrung sedangkan HP milik korban telah ia gadaikan kepada seorang lelaki berinisial AR  beralamat di Jalan Wijaya Kusuma Kel. Banta–bantaeng, Kec. Rappocini, Kota Makassar.

“Pelaku menggadaikan HP milik korban kepada si penadah dengan harga Rp. 1.500.000, dari uang tersebut pelaku membeli narkoba jenis sabu dan HP merk Apple seharga Rp. 450.000,” Jelas Kasubbag Humas.

Pengamat Sosial khusus masalah kemiskinan dari Universitas Indonesia, Priadi Permadi mengatakan, fenomena pelaku aksi curas atau begal yang terjadi pada sejumlah kota besar di Indonesia merupakan bentuk kejahatan kriminal yang sejajar dengan masalah ekonomi. Kesenjangan sosial dan kesulitan hidup yang terjadi menjadi salah satu faktor pemicu kejahatan pelaku pembegalan di jalanan.

Pemicu lainnya kemudian ditambah dengan tidak adanya pemerataan lapangan kerja membuat masyarakat terutama pemuda dengan pendidikan rendah semakin sulit untuk mencari penghasilan. Untuk itu, masalah inilah yang utamanya perlu diatasi.

Tak hanya itu, menurut Priadi, faktor kriminal itu juga didorong dengan adanya iklan maupun film di televisi yang menunjukkan hidup bergelimangan harta. Akibatnya, orang pun akan menggunakan segala cara agar bisa menjadi seperti itu.

Selain itu, faktor penegakan hukum pun tak luput dari perannya dalam meningkatkan jumlah kriminalitas. Dengan jumlah aparat kepolisian yang kurang, ditambah faktor ekonomi para penegak hukum tersebut, menjadi faktor lainnya kriminalitas seperti pembegalan meningkat.

“Seharusnya penegak hukum pun memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku kriminal tersebut. Jangan sampai kasus anak jalanan yang kemudian ditangkap dan bebas setelah ditebus menjadi salah satu faktor membuat anak jalanan tersebut berani melakukan kriminalitas lebih tinggi,” ucapnya.

Solusi yang dapat dilakukan untuk menghindarkan anak-anak dalam masalah seperti ini terutama orang tua dan pemerintah. Para orangtua seharusnya bersikap ekstra hati-hati dan memantau secara rutin setiap tahap perkembangan anaknya. Lalu pemerintah harus bekerja lebih maksimal lagi dalam mensejahterakan rakyatnya.

Misalnya, meringankan biaya pendidikan agar anak-anak memiliki ilmu dan skill yang bisa digunakan untuk meringankan beban orang tua mereka. Lalu memberikan dana/uang jatah bulanan kepada warga miskin. Membatasi jumlah penduduk tiap tiap pulau, sehingga tidak ada pertumbuhan yang terlalu tinggi di salah satu pulau/ pemindahan orang–orang ke pulau lain.

Related Posts

1 of 1,628
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih