Monday, February 17, 2025

Pelaku Penikaman Terhadap Anggota Polri di Pinrang Berhasil Diungkap, Ini Pelakunya

Tribratanews.sulsel.polri.go.id -Kasus penikaman terhadap anggota Polri bernama Bripka Andi Aswan (34), personel Seksi Propam Polres Barru di Jalan DR Wahidin Sudiro Husodo Kota Pinrang pada malam pergantian tahun 2019 – 2020 akhirnya terungkap.

Dari pengungkapan kasus ini, Polres Pinrang mengaman 4 terduga pelaku masing-masing, Muhammad Idul (19), Muhammad Aris Sawi (19) dan Haerul (24) yang ketiganya merupakan warga sekitar lokasi Kejadian (TKP).

Sementara seorang pelaku lainnya yaitu Cecep (19), merupakan warga BTN Corawali Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang.

Dari data yang diterima, kejadian itu berawal saat keempat pelaku bersama beberapa rekannya yang lain menggelar pesta Miras di TKP saat malam pergantian tahun. Saat mabuk dan berjoget di badan jalan, pelaku Cecep tertabrak oleh seorang pengendara yang melintas. Tidak terima akan hal itu, para pelaku kemudian menganiaya (Mengeroyok) sang pengendara motor.

Korban yang kebetulan berada di sekitar TKP, kemudian mencoba melerai. Namun naas, malah Bripka Andi Aswan juga dijadikan sasaran amuk oleh para pelaku. Parahnya lagi, salah satu pelaku yaitu Muhammad Idul malah balik ke rumah mengambil senjata tajam jenis Badik dan lalu menikam korban.

Kapolres Pinrang, AKBP Bambang Suharyono melalui Kasat Reskrim, AKP Dharma Praditya Negara yang dikonfirmasi pada Kamis (2/1/20) malam, membenarkan adanya pengungkapan kasus tersebut.

“Para pelaku saat ini telah kita amankan di Polres Pinrang guna menjalani proses hukum lebih lanjut,” pungkas AKP Dharma.

Banyaknya aksi penganiayaan seperti diatas tidak terlepas dari beberapa faktor, dilansir dariKompasiana.com, penyebab kekerasan atau agresifitas yang terjadi di masyarakat antara lain :

1.Sosial; frustasi, terhambatnya atau tercegahnya upaya untuk mencapai tujuan.

2.Situasi ; ketidaknyaman keadaan di masyarakat, seperti daerah yang kumuh, panas, gersang dan serba kekurangan serta keadaan dimana pemerintah kurang memberikan respon yang baik terhadap aspirasi rakyat. Terjadinya kekerasan, menurut Prof Franz Magnis Suseno adalah akibat pengaruh globalisasi dan modernisasi serta akumulasi kebencian dalam diri masyarakat, karena pemerintah yang dianggap aparatur penegak damai mengalami disfungsi.

3.Rendahnya kesadaran diri dan kesadaran kolektif serta dehumanisasi (tidak memanusiakan manusia) dalam setiap diri masyarakat serta pemerintah sendiri.

4.Sumber daya ; manusia dimanapun ia berada memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, jika sumber daya yang ada memadai, maka ia akan merasa tercukupi, namun jika tidak maka ia akan mencari dan mengambilnya dengan paksa, sehingga terjadilah kekerasan tersebut.

5.Media massa ; dalan hal ini televisi, radio ataupun koran. Penelitian menunjukkan bahwa tayangan kekerasan yang terjadi di masyarakat (anak-anak dsb) khususnya melalui televisi memberikan inspirasi/contoh  yang tidak baik bagi masyarakat lainnya.

6.Kebudayaan ; adanya tindak kekerasan yang kerap terjadi menjadi tak lagi aneh dan telah familiar di telinga dan kehidupan, sehingga jika terjadi maka telah dianggap biasa sebab telah membudaya.

7.Kekerasan individu dan kelompok yang terjadi di masyarakat merupakan imbas dari ekspresi kultural yang tersumbat.

Masyarakat yang sudah menjadikan kekerasan sebagai budaya akan menjadikan hidupnya sesuai dengan orientasi kebendaan (materi) maka nilai moral yang baik akan ditinggalkan. Kehidupan masyarakat akan makin semrawut dengan budaya kekerasan, hidup seluruh elemen masyarakat tak ubahnya masyarakat primitif yang jauh dari civil society, sehingga berlakulah hukum rimba yakni yang kuatlah (fisiknya) yang akan bertahan.

Dalam Islam kita dilarang menganiaya atau menzalimi orang sebab kezaliman akan menjadi kegelapan di akhirat kelak, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Takutlah kalian berbuat zalim, karena kezaliman itu menjadi kegelapan demi kegelapan di hari kiamat” (HR. Muslim).

Kezaliman juga adalah kebangkrutan di akhirat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah pertanya kepada para sahabat, “Tahukan kalian siapa itu orang yang bangkrut?”, Mereka menjawab:

“Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak lagi memiliki uang dan barang”.

Beliau lalu menerangkan:

“Sesungguhnya orang yang bangkrut diantara umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amal shalat, puasa dan zakat. Disamping itu, ia juga membawa dosa mencaci maki, menuduh, mengambil harta orang lain, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Maka tiap-tiap orang yang dizaliminya dibayar dengan amal baiknya. Kalau habis amal baiknya, sedangkan tanggungannya belum terbayar, maka diambil sebagian dari dosa-dos mereka lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam api neraka” (HR. Muslim)

Related Posts

1 of 1,424
error: Mohon maaf tidak bisa klik kanan !! Terima Kasih