Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Kepolisian Resort Maros kembali berduka, salah satu personelnya bernama Aiptu Elya Sulle meninggal dunia akibat sakit yang dideritanya, Rabu (10/4/19).
Paurminpers Bagsumda Polres Maros, Bripka Mulyadi B Wahid mengatakan, almarhum meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang, jalan poros Makassar – Maros, Taroada, Turikale, Kabupaten Maros.
“Kami berduka. Salah satu personel terbaik Polri meninggal karena sakit. Menurut keluarga, almarhum sudah lama sakit infeksi paru-paru,” kata Mulyadi.
Almarhum di makamkan di pekuburuan Umum Laikang, Sudiang Makassar, Sabtu (13/4). “Hanya itu yang kami bisa sampaikan untuk informasi awal,” katanya.
Kapolres Maros Akbp Yohanes Richard Andrians menjadi Irup dalam upacara pemakaman secara kedinasan Almarhum Aiptu Elya Sulle anggota Satuan Intelkam yang meninggal dunia karena sakit, Rabu (10/4/2019).
Upacara pemakaman diikuti anggota Polres Maros dan jajaran. Upacara secara kedinasan kepolisian diawali dengan penyerahan jenazah oleh pihak kelurga kepada Irup usai selesai upacara adat yaitu pamit dari perwakilan keluarga jenazah dan sambutan keluarga.
Semasa hidupnya Aiptu Sulle dikenal sebagai pribadi yang bersahaja. “Upacara ini dilaksanakan sebagai penghormatan dan penghargaan Kepolisian atas jasa dan pengabdiannya selama di Kepolisian dan masyarakat,” tutur Kapolres.
Usai bertindak sebagai pemimpin upacara pada prosesi pemakaman Aiptu Elya Sulle, Kapolres sampaikan ucapan duka cita atas meninggalnya salah satu anggotanya.
“Saya pribadi dan keluarga besar Polres Maros mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Aiptu Elya Sulle, semoga diberikan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan,” imbuh Akbp Richard.
Dari peristiwa tersebut kembali kita memetik pelajaran berharga bahwa kematian itu tak bisa dihindari, tidak mungkin ada yang bisa lari darinya. Namun seribu sayang, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.
Seperti perkataan Umar bin Abdul Aziz, “Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.” (Tafsir Al Qurthubi)
Ingatlah, tak mungkin seorang pun lari dari kematian,
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumuah: 8).
Harus diyakini kematian tak bisa dihindari,
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Semua pun tahu tidak ada manusia yang kekal abadi,
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad).” (QS. Al Anbiya: 34).
Yang pasti Allah yang kekal abadi,
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rahman: 26-27).
Lalu setiap jiwa pasti akan merasakan kematian,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.” (Tafsir Al Quran Al Azhim, 3: 163).
Jadilah mukmin yang cerdas,
Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).