Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Ucapan bela sungkawa pasca kematian Ipda Paulus Kenden akibat kecelakaan lalu-lintas dalam tugas pengamanan Pemilu terus mengalir baik dari internal kepolisian, pemerintah maupun dari masyarakat umum.
Salah satu wujud penghormatan dan penghargaan atas jasa-jasa Ipda Paulus Kenden yang meninggal dalam tugas pengamanan Pemilu 2019 adalah dengan menaikkan bendera setengah tiang di Mako Polres Tana Toraja dan Polsek jajaran serta doa bersama dan hening cipta dipimpin oleh Waka polres Kompol Jacob Lobo pada pelaksanaan apel pagi, Senin (22/4/19).
Karangan bunga belasungkawa juga terlihat di rumah duka diataranya dari Bapak Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Asisten SDM Kapolri Irjen. Pol. Eko Indra Heri, Ketua STIK Polri Irjen Pol. Aris Budiman, Kapolda Sulsel Irjen Pol. Hamidin, Karo SDM polda Sulsel beserta staf, Kapolres Tana Toraja beserta staf serta ucapan dari pejabat Polri dan pemerintah lainnya.
Kapolri juga memberikan reward dan apresiasi yang setinggi-tingginya dengan memberikan kenaikan Pangkat setingkat lebih tinggi kepada Almarhum dari Ipda ke Iptu (Anumerta) Paulus Kenden sesuai dengan Surat Telegram Kapolri Nomor : STR/200/IV/HUM.1.1/2019 tanggal 22 April 2019 tentang kenaikan Pangkat Luar Biasa (Anumerta).
Kapolres Tana Toraja AKBP Julianto P. Sirait membenarkan adanya surat telegram tentang kenaikan pangkat luar biasa kepada Almarhum menjadi Iptu (Alm) Paulus Kenden sesuai surat telegram yang ditanda tangani langsung oleh Bapak Kapolri.
Pasca kematian Iptu (anumerta) Paulus Kenden, Polres Tana Toraja tetap konsisten mengawal jalannya tahapan Pemilu 2019 hingga selesai.
Dari peristiwa tersebut kembali kita memetik pelajaran berharga bahwa kematian itu tak bisa dihindari, tidak mungkin ada yang bisa lari darinya. Namun seribu sayang, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.
Seperti perkataan Umar bin Abdul Aziz, “Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.” (Tafsir Al Qurthubi)
Ingatlah, tak mungkin seorang pun lari dari kematian,
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumuah: 8).
Harus diyakini kematian tak bisa dihindari,
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Semua pun tahu tidak ada manusia yang kekal abadi,
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad).” (QS. Al Anbiya: 34).
Yang pasti Allah yang kekal abadi,
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rahman: 26-27).
Lalu setiap jiwa pasti akan merasakan kematian,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.” (Tafsir Al Quran Al Azhim, 3: 163).
Jadilah mukmin yang cerdas,
Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).