Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Tim Opsnal Polsek Biringkanaya berhasil mengamankan seorang remaja berinisial FE (15) warga Perumnas Sudiang pelaku begal (Pencurian dengan kekerasan), Sabtu (13/10/18).
Kapolsek Biringkanaya Kompol Nugraha Pamungkas S.Ik melalui Kasubbag HUmas Polrestabes Makassar Akp Diaritz Felle menjelaskan Tim Opsnal Polsek Biringkanaya mengamankan FE yang sedang berada dirumahnya, FE merupakan pelaku pencurian dengan kekerasan (curas) pada hari Jumat 14 September 2018 sekitar pukul 02.14 wita di Jalan Paccerakkang.
FE melakukan aksinya dengan cara menendang motor korban dari belakang hingga korban terjatuh lalu menikam korban, kemudian FE lari meninggalkan korban dengan mengambil kunci motor dan laptop milik korban. Tambah Akp Diaritz Felle S.Ik
Dari Hasil Introgasi FE telah mengakui telah melakukan pencurian dengan kekerasan (curas) dan dalam aksinya FE juga mengakui melakukan bersama temannya yang masih dalam pencarian RI, WI, NU dan dua orang yang tidak ia ketahui namanya.
“Barang hasil curiannya telah dijual kepada keluarga Lelaki WI di Kabupaten Maros,” ucap Akp Diaritz Felle S.Ik.
Pengamat Sosial khusus masalah kemiskinan dari Universitas Indonesia, Priadi Permadi mengatakan, fenomena pelaku aksi begal yang terjadi pada sejumlah kota besar di Indonesia merupakan bentuk kejahatan kriminal yang sejajar dengan masalah ekonomi. Kesenjangan sosial dan kesulitan hidup yang terjadi menjadi salah satu faktor pemicu kejahatan pelaku pembegalan di jalanan.
Pemicu lainnya kemudian ditambah dengan tidak adanya pemerataan lapangan kerja membuat masyarakat terutama pemuda dengan pendidikan rendah semakin sulit untuk mencari penghasilan. Untuk itu, masalah inilah yang utamanya perlu diatasi.
Tak hanya itu, menurut Priadi, faktor kriminal itu juga didorong dengan adanya iklan maupun film di televisi yang menunjukkan hidup bergelimangan harta. Akibatnya, orang pun akan menggunakan segala cara agar bisa menjadi seperti itu.
Selain itu, faktor penegakan hukum pun tak luput dari perannya dalam meningkatkan jumlah kriminalitas. Dengan jumlah aparat kepolisian yang kurang, ditambah faktor ekonomi para penegak hukum tersebut, menjadi faktor lainnya kriminalitas seperti pembegalan meningkat.
“Seharusnya penegak hukum pun memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku kriminal tersebut. Jangan sampai kasus anak jalanan yang kemudian ditangkap dan bebas setelah ditebus menjadi salah satu faktor membuat anak jalanan tersebut berani melakukan kriminalitas lebih tinggi,” ucapnya.
Solusi yang dapat dilakukan untuk menghindarkan anak-anak dalam masalah seperti ini terutama orang tua dan pemerintah. Para orangtua seharusnya bersikap ekstra hati-hati dan memantau secara rutin setiap tahap perkembangan anaknya. Lalu pemerintah harus bekerja lebih maksimal lagi dalam mensejahterakan rakyatnya.
Misalnya, meringankan biaya pendidikan agar anak-anak memiliki ilmu dan skill yang bisa digunakan untuk meringankan beban orang tua mereka. Lalu memberikan dana/uang jatah bulanan kepada warga miskin. Membatasi jumlah penduduk tiap tiap pulau, sehingga tidak ada pertumbuhan yang terlalu tinggi di salah satu pulau/ pemindahan orang–orang ke pulau lain.
Penulis : Marwan