Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Unit Opsnal Polsek Mamajang berhasil meringkus tersangka kasus pencurian dengan kekerasan atau biasa disebut dengan begal di Jalan Anuang Makassar, Senin (12/11/18).
Penangkapan yang dimpin oleh Kanit Reskrim Polsek Mamajang Iptu Syamsuddin Hehanusa dan Panit II Reskrim Mamajang serta berhasil mengamankan tersangka lelaki SR (22) seorang Karyawan Swasta.
Selanjutnya tersangka digiring ke Mapolsek Mamajang untuk selanjutnya menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Setelah dilakukan interogasi kepada tersangka SR Polisi berhasil mengetahui bahwa SR tidak sendirian melakukan aksinya tersebut.
“Diungkapan tersangka SR bahwa dirinya melakukan pencurian disertai kekerasan bersama dengan seorang rekannya berinisial lelaki MN”, ujar Iptu Syamsuddin.
Unit Opsnal pun dengan sigap melakukan pengejaran terhadap tersangka MN yang diketahui berada di Jalan Banta Bantaeng Makassar.
Unit Opsnal Polsek Mamajang dibantu Resmob Polda Sulsel berhasil membekuk tersangka MN dirumahnya dan kemudian dibawa ke Mapolsek Mamajang untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Tersangka SR dan MN kini berada di Mapolsek Mamajang dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
“Kedua tersangka SR dan MN membenarkan telah melakukan pencurian dengan kekerasan (curas) di Jalan Serigala Makassar dengan merampas sebuah handphone merk Xiomie yang kini masih dalam pencarian Polisi”, papar Iptu Syamsuddin ke awak media.
Kini kedua tersangka SR dan MN berada di Mapolsek Mamajang dan masih menjalani proses hukum lebih lanjut. (Humas Polrestabes Makassar)
Pengamat Sosial khusus masalah kemiskinan dari Universitas Indonesia, Priadi Permadi mengatakan, fenomena pelaku aksi begal yang terjadi pada sejumlah kota besar di Indonesia merupakan bentuk kejahatan kriminal yang sejajar dengan masalah ekonomi. Kesenjangan sosial dan kesulitan hidup yang terjadi menjadi salah satu faktor pemicu kejahatan pelaku pembegalan di jalanan.
Pemicu lainnya kemudian ditambah dengan tidak adanya pemerataan lapangan kerja membuat masyarakat terutama pemuda dengan pendidikan rendah semakin sulit untuk mencari penghasilan. Untuk itu, masalah inilah yang utamanya perlu diatasi.
Tak hanya itu, menurut Priadi, faktor kriminal itu juga didorong dengan adanya iklan maupun film di televisi yang menunjukkan hidup bergelimangan harta. Akibatnya, orang pun akan menggunakan segala cara agar bisa menjadi seperti itu.
Selain itu, faktor penegakan hukum pun tak luput dari perannya dalam meningkatkan jumlah kriminalitas. Dengan jumlah aparat kepolisian yang kurang, ditambah faktor ekonomi para penegak hukum tersebut, menjadi faktor lainnya kriminalitas seperti pembegalan meningkat.
“Seharusnya penegak hukum pun memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku kriminal tersebut. Jangan sampai kasus anak jalanan yang kemudian ditangkap dan bebas setelah ditebus menjadi salah satu faktor membuat anak jalanan tersebut berani melakukan kriminalitas lebih tinggi,” ucapnya.
Solusi yang dapat dilakukan untuk menghindarkan anak-anak dalam masalah seperti ini terutama orang tua dan pemerintah. Para orangtua seharusnya bersikap ekstra hati-hati dan memantau secara rutin setiap tahap perkembangan anaknya. Lalu pemerintah harus bekerja lebih maksimal lagi dalam mensejahterakan rakyatnya.
Misalnya, meringankan biaya pendidikan agar anak-anak memiliki ilmu dan skill yang bisa digunakan untuk meringankan beban orang tua mereka. Lalu memberikan dana/uang jatah bulanan kepada warga miskin. Membatasi jumlah penduduk tiap tiap pulau, sehingga tidak ada pertumbuhan yang terlalu tinggi di salah satu pulau/ pemindahan orang–orang ke pulau lain.
Penulis : Sumarwan