Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Anggota Resmob Polsek Manggala telah meringkus seorang lelaki pelaku pencurian dengan kekerasan (curas) yang terjadi di kompleks Unhas Kel. Biring Romang Kec. Manggala Makassar. Lelaki AL (20) buruh bangunan diringkus, Selasa (2/10/18) di perumahan BTN Makkio Baji.
Kanit Reskrim Polsek Manggala Iptu Syamsuddin melaui Kasubbag Humas Polrestabes Makassar AKP Diaritz Felle, SIK, Rabu (3/10) menerangkan, lelaki AL menggunakan sepeda motor berboncengan dengan lelaki DY melakukan curas dengan menjambret tas korbannya.
“DY rekan AL saat ini masih dalam pencarian (DPO)”, ucap AKP Diaritz.
Lanjut Kasubbag Humas Polrestabes Makassar, setelah merampas tas korban, AL berboncengan langsung kabur dengan menancap gas sepeda motornya menuju jalan raya, namun terhalang dengan adanya panggung pesta pernikahan, sehingga AL memutar kembali dan sempat dihadang oleh korban.
“Saat berbalik arah pelaku mengeluarkan sebilah pisau stenlis saat dihadang oleh korban dan pelaku menabrak sepeda motor korban sehingga korban jatuh di tengah jalan dan pelaku berhasil kabur ke Talasalapang”, jelas AKP Diaritz.
Diketahui tas korban berisi satu buah Hp jenis Samsung J1 dan uang tunai sekitar Rp. 155.000.
Polisi masih melakukan pencarian terhadap barang hasil kejahatan pelaku berupa HP Samsung J1 yang telah dijual seharga Rp. 300 000 dan sepeda motor yang digunakan pelaku saat melakukan aksinya.
Saat ini ini lelaki AL bersama barang bukti pisau stenlis panjang sekitar 30 cm diamankan di Polsek Manggala untuk peroses hukum lebih lanjut. (Humas Polrestabes Makassar)
Pengamat Sosial khusus masalah kemiskinan dari Universitas Indonesia, Priadi Permadi mengatakan, fenomena pelaku aksi begal yang terjadi pada sejumlah kota besar di Indonesia merupakan bentuk kejahatan kriminal yang sejajar dengan masalah ekonomi. Kesenjangan sosial dan kesulitan hidup yang terjadi menjadi salah satu faktor pemicu kejahatan pelaku pembegalan di jalanan.
Pemicu lainnya kemudian ditambah dengan tidak adanya pemerataan lapangan kerja membuat masyarakat terutama pemuda dengan pendidikan rendah semakin sulit untuk mencari penghasilan. Untuk itu, masalah inilah yang utamanya perlu diatasi.
Tak hanya itu, menurut Priadi, faktor kriminal itu juga didorong dengan adanya iklan maupun film di televisi yang menunjukkan hidup bergelimangan harta. Akibatnya, orang pun akan menggunakan segala cara agar bisa menjadi seperti itu.
Selain itu, faktor penegakan hukum pun tak luput dari perannya dalam meningkatkan jumlah kriminalitas. Dengan jumlah aparat kepolisian yang kurang, ditambah faktor ekonomi para penegak hukum tersebut, menjadi faktor lainnya kriminalitas seperti pembegalan meningkat.
“Seharusnya penegak hukum pun memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku kriminal tersebut. Jangan sampai kasus anak jalanan yang kemudian ditangkap dan bebas setelah ditebus menjadi salah satu faktor membuat anak jalanan tersebut berani melakukan kriminalitas lebih tinggi,” ucapnya.
Solusi yang dapat dilakukan untuk menghindarkan anak-anak dalam masalah seperti ini terutama orang tua dan pemerintah. Para orangtua seharusnya bersikap ekstra hati-hati dan memantau secara rutin setiap tahap perkembangan anaknya. Lalu pemerintah harus bekerja lebih maksimal lagi dalam mensejahterakan rakyatnya.
Misalnya, meringankan biaya pendidikan agar anak-anak memiliki ilmu dan skill yang bisa digunakan untuk meringankan beban orang tua mereka. Lalu memberikan dana/uang jatah bulanan kepada warga miskin. Membatasi jumlah penduduk tiap tiap pulau, sehingga tidak ada pertumbuhan yang terlalu tinggi di salah satu pulau/ pemindahan orang–orang ke pulau lain.
Penulis : Marwan