Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Unit Resmob Sat Reskrim Polres Pinrang dipimpin Kanit Resmob, Aipda Aris, bergerak ke Kampung Menro, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang. Itu setelah mendapat arahan dari Kasat Reskrim Polres Pinrang Iptu Deki Marizaldi, Kamis (18/03/2021).
Di kampung tesebut, pelaku pencurian ponsel AK (32), terdeteksi berada di rumah orang tuanya. Sebagaimana dalam laporan polisi bernomor: LPB/LPB/462/XII/2020/SPKT/Res.Pinrang, tertanggal 22 Desember 2020.
Pelapor ZM (24), mengatakan, pencurian ponsel itu terjadi pada Selasa, 22 Desember 2020, sekitar pukul 11.30 Wita, di Jl. Lasinrang Kelurahan Laleng Bata, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang. Akibatnya, korban merugi sekira Rp2,8 juta. Hasil interogasi, pelaku AK mengakui telah mencuri ponsel korban.
Saat itu, pelaku membeli bensin. Dia lalu berpura-pura menanyakan harga rokok. Saat penjual lengah, pelaku AK langsung menyambar ponsel diatas meja.
Berdasarkan keterangan dari saksi-saksi serta hasil rekaman CCTV, akhirnya mengarah ke AK. Terduga pelaku pun dibekuk di rumah orang tuanya.
Hasil interogasi, pelaku AK mengakui telah mencuri ponsel korban. Saat itu, pelaku membeli bensin. Dia lalu berpura-pura menanyakan harga rokok. Saat penjual lengah, pelaku AK langsung menyambar ponsel di atas meja.
Pelaku merupakan residivis kasus curanmor dan jambret di Kota Parepare. Bersama pelaku, turut diamankan barang bukti, 1 unit handphone merek Realme C17 biru, serta 1 unit sepeda motor Honda Vario merah dengan nomor polisi DP 2478 MI.
“Selanjutnya, terduga pelaku dan barang bukti, dibawa ke posko Resmob. Kemudian diserahkan kepada penyidik Polres Pinrang, guna proses penyidikan lebih lanjut,” ujar Kasat Reskrim Polres Pinrang, Iptu Dekki Marizaldi.
Kasus diatas kembali menambah daftar pencurian di Pinrang, sebenarnya faktor apa yang menyebabkan tindakan kriminalitas seperti pencurian, perampokan, pencopetan, jambret dan lainnya, dari aspek sosial-psikologi adalah faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen adalah dorongan yang terjadi dari dirinya sendiri.
Jika seorang tidak bijaksana dalan menanggapi masalah yang barang kali menyudutkan dirinya, maka kriminalitas itu bisa saja terjadi sebagai pelampiasan untuk menunjukan bahwa dialah yang benar.
Sementara faktor eksogen adalah faktor yang tercipta dari luar dirinya, faktor inilah yang bisa dikatakan cukup kompleks dan bervariasi. Kesenjangan sosial, kesenjang ekonomi, ketidak-adilan dan sebagainya, merupakan contoh penyebab terjadinya tindak kriminal yang berasal dari luar dirinya.
Pengaruh sosial dari luar dirinya itu misalnya, ajakan teman, tekanan atau ancaman pihak lain, minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang yang membuat ia tidak sadar. Hawa nafsu yang sangat hebat dan kuat, sehingga dapat menguasai segala fungsi hidup kejiwaan. Sebab pengaruh ekonomi misalnya karena keadaan yang serba kekurangan dalam kebutuhan hidup, seperti halnya kemiskinan akan memaksa seseorang untuk berbuat jahat.
Kemiskinan merupakan penyebab dari revolusi dan kriminalitas. Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok. Selain itu, faktor seseorang mencuri karena adanya kesempatan untuk menjadi pencuri.
Faktor lain sehingga seseorang mencuri, mencopet atau melakukan tindak kriminalitas adalah kehendak ingin bebas, keputusan yang hedonistik, dan kegagalan dalam melakukan kontrak sosial. Termasuk juga atavistic trait atau sifat-sifat anti-sosial bawaan sebagai penyebab perilaku kriminal. Faktor lainnya adalah hukuman yang diberikan pada pelaku tidak proporsional atau tidak memberikan efek jera.
Kriminalitas tidak bisa dihilangkan dari muka bumi ini. Adapun yang bisa dilakukan hanya mengurangi terjadinya aksi kriminal, melalui tindakan-tindakan pencegahan. Membatasi kesempatan seseorang bisa mencegah terjadinya tindakan kriminal untuk mencuri.