Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Respon cepat Polsek Bontoala Polrestabes Makassar kembali diperlihatkan, hal ini dibuktikan saat Kapolsek Bontoala Kompol Andriyani Lilikay mendatangi lokasi penemuan mayat wanita di Jalan Kubis, Kelurahan Wajo Baru, Kecamatan Bontoala, Makassar, Sabtu (03/10/2020).
Kapolsek Bontoala Polrestabes Makassar Kompol Andriyani LiLikay mengatakan bahwa awalnya Anggota SPKT Polsek Bontoala Polrestabes Makassar Aiptu M. Gaffar menerima laporan dari warga setempat dan langsung mendatangi tempat kejadian perkara.
Menurut Kapolsek Bontoala Kompol Andriyani Lilikay bahwa awalnya Yusti Ayuni Dewi, anak kandung korban ingin menjeguk ibunya, pada saat tiba didepan rumah, pintu rumah dalam keadaan terkunci.
Setelah melihat pintu rumah dalam keadaan terkunci, ia meminta tolong kepada warga untuk memanjat dan melihat kondisi ibunya. Pada saat warga melihat kondisi ibunya dalam keadaan terlentang, dengan kondisi membengkak.
“Adapun kondisi korban pada saat ditemukan adalah mengenakan baju warna pink, celana pendek warna putih, muka hitam, dimana tubuh korban dalam keadaan membengkak dan rambutnya berdiri, serta disamping kiri korban terdapat 1 unit HP yang tersambung dengan kabel listrik,” ujar Kapolsek.
Dari peristiwa tersebut kembali kita memetik pelajaran berharga bahwa kematian itu tak bisa dihindari, tidak mungkin ada yang bisa lari darinya. Namun seribu sayang, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.
Seperti perkataan Umar bin Abdul Aziz, “Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.” (Tafsir Al Qurthubi)
Ingatlah, tak mungkin seorang pun lari dari kematian,
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumuah: 8).
Harus diyakini kematian tak bisa dihindari,
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Semua pun tahu tidak ada manusia yang kekal abadi,
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad).” (QS. Al Anbiya: 34).
Yang pasti Allah yang kekal abadi,
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rahman: 26-27).
Lalu setiap jiwa pasti akan merasakan kematian,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.” (Tafsir Al Quran Al Azhim, 3: 163).
Jadilah mukmin yang cerdas,
Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.”
“Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).