Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Peristiwa nahas terjadi di Kabupaten Pintang, Minggu 11 April 2021 kemarin. Dimana seorang anak tega membunuh ayah kandungnya sendiri dengan sebuah parang.
Kasat Reskrim Polres Pinrang, Iptu Deki Marizaldi mengatakan pelaku menebas ayah kandungnya sendiri bagian leher yang mengakibatkan korban meninggal di Bittoeng, Kelurahan Bittoeng, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang.
Pelaku yang merupakan anak kandung sudah lama mengalami gangguan kejiwaan, datang dari atas rumah membawa parang dan langsung memarangi korban yang merupakan bapak kandungnya sendiri.
“Korban yang berada dibawah kolom rumah yang baru pulang dari masjid melaksanakan sholat ashar dari kejadian tersebut korban mengalami luka terbuka pada bagian Leher, akibat dari kejadian tersebut menyebabkan korban meninggal dunia di tempat,” jelasnya, Senin 12 April 2021.
Saat ini, pelaku telah diamankan oleh pihak yang berwajib untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Dan pihak Polres Pinrang, Sulsel masih mendalami kasus tersebut salah satunya apakah pelaku memang mengalami gangguan kejiwaan.
“Motif kejadian pemarangan tersebut masih dalam penyelidikan pihak kepolisian,” sebut Iptu Deki.
Dari sisi psikologis hingga kenapa orang begitu berani mengahabisi nyawa korbannya yakni diurutan pertama adanya pribadi yang terlalu obsesif , pada kondisi ini boleh dibilang biasanya dialami oleh orang-orang yang belum dewasa dan butuh perhatian lebih. Sehingga ketika mereka kehilangan rasa cinta dan kasih sayang, maka dalam pikirannya kekerasan adalah jalan terakhir untuk menyudahi semuanya.
Mereka yang terlalu Agresif juga sangat berisiko melakukan tindakan kekerasan juga pembunuhan. Seolah-olah tak ada rasa takut dalam diri mereka. Orang dengan sifat agresif cenderung spontan dan berani. Orang-orang tipe ini mudah terpancing dalam kemarahan, sehingga tak segan untuk melakukan tindakan kekerasan pada orang lain.
Orang yang tertutup juga berbahaya. Orang dengan tipe tertutup boleh dibilang jarang berinteraksi dengan orang lain, sehingga ketika mereka kesal akan sesuatu hanya akan dipendam seorang diri. Bahayanya kemarahan yang menumpuk bisa saja meledak ketika masalah besar yang dia hadapi sudah menemui jalan buntu. Kadang kondisi demikian memaksa orang untuk berbuat kekerasan pada orang lain.
Menjadi pendendam, juga dapat memunculkan berbagai persoalan baru dikemudian hari. Ketika dia merasa disakiti maka dia dapat membalas rasa sakit hai itu dengan sesuatu yang lebih kejam dari apa yang dia alami.
Rasa Trauma yang mendalam juga dapat menyebabkan terjadi tindak kekerasan dan pembunuhan. Pengalaman-pengalam buruk dimasa lampau membuat seseorang berusaha melindungi dirinya sendiri dari hal-hal buruk yang dia anggap dapat hadir kembali di kehidupannya.
Itulah beberapa kondisi psikososial yang sangat mungkin mempengaruhi seseorang hingga akhirnya tega membunuh orang lain di sekitar mereka. Tentunya masih banyak motif pembunuhan lain. Bahkan motif politik, SARA, faktor ekonomi pun bisa menjadi faktor tindak kekerasan hingga pembunuhan, belum juga termasuk berbagai persoalam kehidupan yang bisa menjadi pemicu begitu entengnya orang tanpa rasa takut untuk membunuh sesamanya