Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Banyak hal yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Wara Aiptu Sukirman dalam berinteraksi dengan masyarakat binaannya, contohnya saat membantu warga memilah rumput laut yang baru saja di panen di Kelurahan Salotellue, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Kamis (12/03/2020).
Kegiatan Humanis tersebut berlangsung saat Pak Bhabhin berkunjung ke R3 / Rt 03 Kelurahan Salotellue Kecamatan Wara Timur kota Palopo dalam Rangka menjalin silaturahmi dengan masyarakat.
Dengan penuh semangat dan dilandasi dengan niat yang tulus Bhabinkamtibmas membantu emak-emak yang tampak sedang melakukan aktivitas memilah rumput laut hasil panen mereka.
“Kasihan Warga yang bersusah payah memilah rumput laut hasil panen mereka, sebagai aparat saya terpanggil membantu mereka mudah mudahan apa yang kita perbuat bisa bermanfaat dan mengurangi beban warga,” ucap Bhabinkamtibmas.
Aksi humanis yang diterapkan Bhabinkamtibmas Kelurahan Salotellue Aiptu Sukirman mendapatkan pujian dari masyarakat, pasalnya polisi tidak pernah segan segan dalam membantu Masyarakat meskipun itu dianggap mustahil oleh mereka namun itulah wujud nyata pengabdian Polri dimasyarakat.
Wujud kedekatan Bhabinkamtibmas Polsek Wara dengan warganya terlihat saat membantu ibu-ibu memilah rumput laut hasil panen merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.
Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas.
Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warga negara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.