Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Sat Reskrim Polres Bone menggelar kegiatan “Sat Reskrim Peduli” yang dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Bone Iptu Dr. Mohamad Pahrun, SH, MH, Jum’at (10/5/2019).
“Melalui kegiatan ini, kami memberikan bantuan kepada warga yang kurang mampu berupa bahan-bahan makanan sehari-hari dan uang saku secukupnya. Bantuan ini diperoleh dari sumbangan seluruh personil Sat Reskrim Polres Bone,” ungkap Dr. Pahrun.
Momentum Ramadhan ini dimanfaatkan untuk berbagi kepada sesama sebagai wujud kepedulian dan kedekatan antara Polri dan Masyarakat. Selain mengemban fungsi penegakan hukum Sat Reskrim juga merasa memiliki kewajiban untuk bersosialisasi dan peduli terhadap sesama, sebagaimana paradigma yang tertanam dalam pribadi anggota Polri yakni sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
Dalam kegiatan ini beberapa tempat yang berhasil dikunjungi yakni rumah Ibu Muna di Jalan Bhayangkara, Muna tinggal di sebuah rumah gubuk semi permanen, rumah Ibu Uleng di Jalan A. Pasinringi yang hidup serba keterbatasan dengan umur yang sudah tua, rumah Bapak Tobe di Jalan Kalimantan, Tube tinggal di bawah pinggir lapangan yang bekerja sebagai tukang becak.
Sakka dan Ibu Cilla di Jalan A.Massakkirang yang keduanya menderita buta permanen dan tidak bisa berktifitas sendiri tanpa bantuan orang lain, Ibu Rabasia di Jalan A.Massakkirang yang sudah tua dan sakit hanya ditemani oleh seorang menantu yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan yang terakhir yaitu Pesantren Hidayatullah di Kelurahan Panyula Kecamatan Tanete Riattang Timur yang menampung cukup banyak santri.
Kanit Ekonomi Polres Bone Ipda Dodie Ramaputra, SH, MH berharap, kegiatan Sat Reskrim Peduli ini bisa dilaksanakan secara berkesinambungan dan bisa menjadi sarana mempererat jalinan kedekatan Polri dengan masyarakat, semoga dapat bermanfaat bagi sesama.
Apa yang dilakukan Kasat Reskrim Polres Bone bersama personilnya merupakan bukti keiamanan, dengan bersedekah seseorang akan mendapatkan banyak keutamaan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sedekah yang paling utama, dan jawaban beliau dikaitkan dengan sifat dan kondisi orang yang bersedekah.
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu menceritakan, bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ya Rasulullah, sedekah apakah yang paling afdhal?’
Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Sedekah yang engkau berikan ketika engkau masih muda, pelit harta, bertumpuk angan-angan untuk hidup mewah, dan takut bangkrut. (HR. Ahmad 7407, Nasai 2554, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Betapa sulitnya orang bersedekah di saat dia sedang mengejar kariernya, harapannya, obsesinya, dan cita-citanya. Mungkin dia butuh perang batin untuk bisa mengeluarkan Rp 20 rb. Karena itulah, nilainya lebih afdhal dari pada yang lainnya.
Hanya saja, ada beberapa keterangan ulama yang menganjurkan sedekah di hari jumat, mengingat keutamaan hari jumat itu.
Kaidah umum terkait tingkatan keutamaan amal, bahwa amal yang dikerjakan di waktu mulia, memiliki nilai keutamaan yang lebih besar, dibandingkan amal yang dikerjakan di waktu kurang mulia.
Berikut kita akan simak beberapa keterangan ulama tentang keutamaan sedekah hari jumat,
Pertama, keterangan as-Syarbini – ulama Syafiiyah – (w. 977 H). Dalam kitabnya al-Iqna fi Halli Alfadz Abi Syuja’, beliau menjelaskan tentang hari jumat. Beliau menyatakan tentang sedekah hari jumat,
Dianjurkan memperbanyak sedekah dan beramal soleh di hari jumat atau malam jumat. Memperbanyak shalawat untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di malam atau siang hari jumat.
Berdasarkan hadis: “Sesungguhnya hari yang paling afdhal adalah hari jumat. Karena itu, perbanyaklah membaca shalawat untukku. Karena shalawat kalian diperlihatan kepadaku.” (al-Iqna’, 1/170)
Kedua, keterangan Ibnul Qoyim – ulama hambali – (w. 751), Dalam kitabnya Zadul Ma’ad, beliau menyebutkan beberapa keistimewaan hari jumat,
Bahwa sedekah di hari jumat memiliki keistimewaan khusus dibandingkan hari yang lain. Sedekah di hari jumat, dibandingkan dengan sedekah di hari yang lain, seperti perbandingan antara sedekah di bulan ramadhan dengan sedekah di selain ramadhan.
Saya pernah melihat Syaikhul Islam – rahimahullah – apabila beliau berangkat jumatan, beliau membawa apa yang ada di rumah, baik roti atau yang lainnya, dan beliau sedekahkan kepada orang di jalan diam-diam. Saya pernah mendengar beliau mengatakan,
“Apabila Allah memerintahkan kita untk bersedekah sebelum menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka bersedekan sebelum menghadap Allah lebih afdhal dan lebih besar keutamaannya.” (Zadul Ma’ad, 1/407).
Karena itu, tradisi di masyarakat kita dengan memberikan infaq setiap jumatan, insyaaAllah termasuk tradisi yang baik. Meskipun kita menganjurkan agar semacam ini tidak dibatasi selama hari jumat saja. Termasuk, tidak membatasi hanya diberikan untuk masjid saja. Banyak masjid di sekitar kita danannya melimpah. Sementara di sebelahnya ada orang muslim soleh yang lebih membutuhkan bantuan.