Tribratanews.sulsel.polri.go.id – Satresnarkoba Polres Palopo dipimpin AKP Zainuddin melakukan penangkapan terhadap seorang laki-laki yang diduga memiliki dan menguasai narkoba jenis sabu di Jl. Mangga Kel. Dangerakko Kec. Wara Kota Palopo, Ahad (22/03/20).
Terduga pelaku berinisial RB (29) bekerja sebagai wiraswasta dan bertempat tinggal di Jl. Mangga, Kel. Dangerakko, Kec. Wara, Kota Palopo.
Terhadap terduga pelaku didapati 7 sachet plastik bening berisi sabu dengan berat 2,86 gram yang dibungkus dengan kertas rokok ditemukan disaku celana sebelah kanan bagian samping yang dikenakan.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh personil sat Resnarkoba bahwa bahwa sabu diperoleh dari AS (39) yang tinggal di Jalan Belimbing, Kelurahan Tompotikka, Kecamatan Wara, Kota Palopo dan pelaku lainnya berinisial E yang masih dalam pengejaran.
Kemudian kasus tersebut dikembangkan dengan melakukan penangkapan terhadap AS dirumahnya di Jalan Rambutan, Kelurahan Dangerakko, Kecamatan Wara, Kota Palopo Ahad dini hari pukul 04.00 wita.
Setelah dilakukan penggeledahan terhadap rumah AS ditemukan barang bukti berupa 5 (lima) sachet plastik bekas tempat sabu,1 (satu) set bong, 1 (satu) bungkus pipet plsstik putih, 5 (lima) sendok sabu, 1 (satu) bungkus sachet plastik kosong, 1 (satu) buah korek api gas, 1 (satu) unit HP samsung lipat warna Hitam.
Selanjutnya pelaku dan barang bukti diamankan di ruang Sat Narkoba Polres Palopo untuk proses hukum lebih lanjut seuai dengan pasal 114 ayat (1) sub pasal 112 ayat (1), sub pasal 127 ayat (1) huruf (a) unadnag-undang nomor 35 tahun 2009.
Sikap tegas pemerintah Indonesia untuk memerangi narkoba disikapi tegas oleh Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis beberapa waktu lalu. Idham Azis menegaskan bahwa pihak Kepolisian tidak akan main-main dalam mengungkap peredaran narkoba di Indonesia.
Tidak hanya masyarakat, Kapolri Idham juga akan menindak tegas jika ada anggota kepolisian yang menyalahgunakan narkoba. Ia mengatakan, jika kepada masyarakat biasa saja yang menyalahgunakan narkoba ia langsung bertindak, apalagi terhadap anggota kepolisian.
Begitu seriusnya ancaman narkoba yang dapat merusak keberlangsungan hidup generasi muda, maka aparat Polri diminta bersikap tegas terhadap pelaku narkoba. Kapolri mewarning akan melakukan evaluasi terhadap jajarannya yang minim dalam mengungkapkan peredaran narkoba.
Narkoba telah menjadi masalah serius bagi bangsa ini. Barang haram ini tanpa pandang bulu menggerogoti siapa saja. Para wakil rakyat, hakim, artis, pilot, mahasiswa, buruh, bahkan ibu rumah tangga tak luput dari jeratan narkoba. Dari sisi usia, narkoba juga tak pernah memilih korbannya, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan sampai dengan lanjut usia.
Disalin dari aceh.tribunnews.com, menurut data yang dikutip dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan, dampak narkoba meliputi dampak fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Dampak fisik misalnya gangguan pada sistem saraf (neorologis): kejang-kejang, halusinasi, dan gangguan kesadaran.
Dampak psikologis berupa tidak normalnya kemampuan berpikir, berperasaan cemas, ketergantungan/selalu membutuhkan obat. Dampak sosial ekonomi misalnya selalu merugikan masyarakat, baik ekonomi, sosial, kesehatan, maupun hukum.
Dampak-dampak yang disebutkan di atas, jelas-jelas menjadi ancaman besar bagi bangsa ini. Bagaimana nasib bangsa ini jika generasi penerusnya adalah generasi-generasi yang bermental narkoba, generasi yang cacat fisik, psikologis, sosial dan ekonomi? Tentulah generasi-generasi ini tidak dapat membangun bangsanya yang juga sedang ‘sakit’.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa narkoba tidak pandang bulu, menyerang siapa saja. Meskipun demikian, yang menjadi target empuk narkoba umumnya adalah generasi muda yang berusia 15-30 tahun. Dari rentang usia itu, usia remaja merupakan usia yang sangat rentan terkena pengaruh narkoba.
Menurut data Mabes Polri yang dimuat dalam buku Kependudukan Prespektif Islam karangan M Cholil Nafis, dari 2004 sampai Maret 2009 tercatat sebanyak 98.614 kasus (97% lebih) anak usia remaja adalah pengguna narkoba.
Mudahnya generasi muda terjerat narkoba tentu saja disebabkan oleh banyak faktor, seperti depresi pekerjaan, masalah keluarga atau orang tua, lingkungan tempat tinggal, dan pengaruh teman sebaya. Khusus kalangan remaja, mereka terjerat narkoba karena faktor coba-coba, teman sebaya, lingkungan yang buruk, orang tua, serta pengaruh media film dan televisi.
Mengetahui kenyataan bahwa kalangan remaja merupakan sasaran empuk terkena pengaruh narkoba, perlu dilakukan tindakan-tindakan preventif oleh berbagai pihak, terutama lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga, dalam hal ini orang tua, merupakan salah satu tempat yang efektif untuk menghalau remaja menggunakan narkoba. Hal ini karena orang tua merupakan ‘sekolah’ pertama anak sebelum terjun ke masyarakat.